BIPOL.CO, JAKARTA – Sejumlah tokoh dikabarkan menolak masuk ke struktur Timnas AMIN. Yang terbaru, mantan Ketua KPK, Abraham Samad, membantah dirinya menjadi dewan pakar Timnas AMIN.
Menanggapi hal itu, Dewan Pertimbangan Timnas AMIN, Syaiful Huda, merespons terkait sejumlah tokoh yang menolak ditulis di susunan pemenangan Timnas AMIN. Huda mengklaim mereka yang menolak tetap mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Huda melihat ada dua hal yang melatarbelakangi beberapa tokoh menolak masuk Timnas AMIN. Salah satunya, kata dia, karena komunikasi yang belum selesai.
“Jadi situasinya bisa dua hal, sebenarnya Timnas AMIN sudah melakukan penjajakan untuk komunikasi dan mengajak, mungkin belum tuntas, lalu sudah harus diumumkan,” kata Huda saat dihubungi, Jumat (24/11), dila sir dari detikcom.
Kemudian, Ketua Komisi X DPR ini menyebut ada beberapa tokoh yang juga akhirnya menimbang untuk tidak diumumkan ke publik. Terlepas dari itu, Huda menyebut sebetulnya mereka yang menolak bergabung Timnas AMIN tidak sepenuhnya pergi. Menurutnya, mereka tetap membantu Anies-Cak Imin.
“Catatan pentingnya dari dinamika ini, semua 5-6 orang yang sampai hari ini menyatakan untuk tidak ditulis di timnas, beliau beliau tetap menjadi bagian dari figur dan sosok yang tetap akan membantu pasangan AMIN,” ujar dia.
Pakar politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menjelaskan dampaknya. Dia awalnya menilai alasan beberapa tokoh yang mundur adalah Timnas AMIN mencoba menjaring sebanyak-banyaknya pihak yang punya visi dan misi sejalan dengan Anies Baswedan-Cak Imin.
“Tampaknya Timnas AMIN mencoba menjaring dukungan tokoh sebanyak-banyaknya, terutama mereka yang dirasa memiliki visi kebangsaan yang selaras dengan spirit perubahan,” kata Umam saat dihubungi, Jumat (24/11/2023).
Namun Umam melihat upaya itu tidak dibarengi dengan proses koordinasi yang matang. Sehingga, kata dia, muncul penolakan dari beberapa pihak.
“Namun upaya penjaringan yang melibatkan 700-an nama tokoh itu tampaknya kurang di-back up dengan proses koordinasi dan verifikasi secara matang dan memadai dengan pihak-pihak terkait. Akibatnya, muncul penolakan dari sebagian pihak,” ucapnya.
Menurutnya, situasi itu harusnya bisa segara diantisipasi. “Situasi semacam ini seharusnya bisa diantisipasi sejak awal melalui proses verifikasi,” imbuhnya.
Dia menilai, jika situasi itu tidak diatasi segera, bisa berdampak negatif bagi Timnas AMIN. Dia menyebut bisa muncul kesan yang kurang baik di masyarakat terkait kesiapan Timnas AMIN.
“Sehingga tidak menimbulkan reaksi yang terkesan negatif dan kurang produktif, yang justru mengurangi persepsi publik terkait profesionalitas dalam penyusunan timnas ini. Ini juga bisa memunculkan kesan negatif tentang kurang matangnya koordinasi dan verifikasi dalam proses penyusunan timnas. Mungkin hal itu terjadi karena pengumuman timnas dilakukan di detik-detik jelang penetapan oleh KPU, sehingga proses koordinasinya kurang optimal,” jelasnya.
“Jika situasi ini bisa segera diklarifikasi, dilokalisir isunya, dan dipastikan tidak meluas ke tokoh-tokoh lainnya, maka seharusnya Timnas AMIN bisa kembali fokus ke agenda kampanye mereka,” sambungnya.(*)