BIPOL.CO, KOTA BANDUNG – Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menerima keluarga almarhum Yogie S Memet, Gubernur ke – 11 Jawa Barat di Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, Ahad (9/2/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Bey Machmudin menyampaikan rasa senangnya dapat bersilaturahim dengan keluarga besar almarhum, termasuk istri, anak, menantu, dan cucunya.
“Keluarga besar Pak Yogie, Gubernur Jawa Barat periode 1985-1993, tentu saya senang sekali bisa bertemu. Apalagi Ibu (Emmy Sariamah) berkenan hadir bersama anak, menantu, dan cucu. Ini adalah bentuk dari silaturahim. Generasi saya masih mengenal Pak Yogie, kalau Pak Mashudi lebih senior,” ujar Bey.
Bey Machmudin juga mengapresiasi kiprah almarhum selama berkarier di dunia militer dan pemerintahan.
“Saya tahu Pak Yogie berkarier di tentara, kemudian menjadi Gubernur Jawa Barat, lalu menjabat Menteri Dalam Negeri. Kariernya luar biasa, beliau adalah sosok yang disiplin, seorang baret merah. Kita sebagai generasi penerus tentu harus mengenang jasa-jasa beliau dan mempelajari upaya beliau dalam membangun Jawa Barat,” lanjutnya.
Sementara itu, putra bungsu almarhum Yogie Suardi Memet, Dani (62), mengungkapkan rasa terima kasih atas undangan dari Penjabat Gubernur Jabar.
“Terima kasih Pak Bey sudah mengundang kami ke Gedung Negara Pakuan. Ini tempat kami tinggal 20 tahun yang lalu. Kami sangat bersyukur bisa bernostalgia,” ujar Dani.
Istri almarhum Yogie Suardi Memet Emmy Sariamah, turut memberikan harapan kepada Bey Machmudin agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
“Sebagai istri (Pak Yogie) saya berharap Bapak (Pj Gubernur Jabar) bisa melaksanakan tugas semaksimal mungkin untuk negara dan bangsa. Mohon doanya juga, mudah-mudahan saya masih diberikan umur panjang,” ungkapnya.
Yogie S Memet merupakan salah satu putra terbaik Jabar yang berkiprah di kancah nasional. Yogie lahir di Cirebon 16 Mei 1929 dan meninggal 7 Juni 2007.
Yogie menjadi Gubernur ke – 11 Jabar menggantikan Aang Kunaefi yang habis masa jabatannya. Yogie menjabat selama dua periode (1985–1993), sebelum diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri Indonesia ke-20 pada 1993–1998 oleh Presiden Soeharto.**
