Kendati demikian, dalam jumpa pers yang digelar di bilangan Kuningan, Jakarta, pada Jumat sore itu (21/6/2019) ditegaskan bahwa Perbasi belum secara resmi mengikat pelatih asal Serbia itu dengan kontrak konkrit.
Walau terdengar membingungkan, namun Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih menegaskan bahwa Toroman sudah menjadi pilihan pasti Perbasi untuk menukangi timnas basket putra Indonesia menggantikan Wahyu Widayat Jati yang sebetulnya dikontrak hingga SEA Games 2019 di Filipina, Desember nanti.
Bahkan, pihak Perbasi memproyeksikan pelatih yang akrab disapa Coach Toro itu bisa segera menggantikan Wahyu selepas timnas mengikuti turnamen William Jones Cup 2019 di Taiwan pada 12-21 Juli nanti.
“Juli nanti timnas akan ke Taiwan untuk mengikuti William Jones Cup dan Coach Toro juga ada di sana tapi melatih tim lain dari Filipina,” kata Danny, merujuk pada Mighty Sports tim basket yang bakal mewakili Filipina di William Jones Cup 2019. “Selepas kepulangan dari Taiwan, mungkin Coach Toro akan langsung masuk (menangani timnas),” ujarnya menambahkan.
Sekretaris Jenderal PP Perbasi, Budisatrio Djiwandono, mengatakan pihaknya sudah menyiapkan draf kontrak Toroman, namun masih menunggu langkah pasti sebelum meresmikan penunjukan pelati berusia 64 tahun itu. Perbasi rencananya terlebih dulu bertemu dengan pemerintah, sebelum memfinalisasi kontrak penunjukan Toroman.
“Sudah kami siapkan, tapi memang ada beberapa hal yang harus diselesaikan terlebih dulu,” kata Budi. Toroman mengantongi segudang pengalaman sarat prestasi dalam karier kepelatihannya, termasuk di level timnas.
Toroman sukses membawa Iran berlaga dalam Olimpiade 2008 di Beijing, Filipina diantarnya menjadi semifinalis Piala FIBA Asia 2011 dan ia menangani Yordania di Piala FIBA Asia 2015.
Perbasi meyakini Toroman menjadi sosok yang tepat untuk mendampingi Indonesia menuju Piala Dunia FIBA 2023, sebab meski berstatus tuan rumah bersama Filipina dan Jepang, Indonesia tak langsung mendapat jatah lolos ke putaran final seperti kedua tim yang memang punya rekam jejak prestasi mentereng.
Indonesia dituntut meningkatkan kualitas dan prestasi terlebih dulu. FIBA memprasyaratkan Indonesia harus bisa lolos ke putaran final Piala FIBA Asia 2021 dan menempati peringkat 10 besar turnamen tersebut. (ant)