SOREANG, bipol.co – Suhu politik menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak Bupati dan Wakil Bupati Bandung 2020, sudah mulai naik. Perbincangan soal siapa bakan calon yang akan naik menjadi orang nomor satu di Kabupaten Bandung, mulai ramai.
Kalangan elite, hingga kalangan masyarakat biasa mulai menaksir-naksir figur yang pantas untuk diusung menjadi bakal calon. Sederet nama saat ini sudah digadang-gadang pihak tertentu, baik dari kalangan politik maupun perseorangan. Meskipun dari sisi kualitas figur tersebut masih diragukan dan secara pribadi belum menyatakan kesiapannya.
Memunculkan nama balon lebih dini sah-sah saja dan positif untuk dipromosikan. Paling tidak, masyarakat sudah mengenal pada saatnya nanti siapa yang pantas untuk dipilih, sehingga tidak “beli kucing dalam karung”.
Munculnya nama-nama balon belakangan ini hanya dari versi segilintir masyarakat atau kalangan elite tertentu. Pasalnya, partai politik di Kabupaten Bandung saat ini sepertinya masih menimbang-nimbang. Tak menutupkemungkinan parpol masih mencari figur selain mumpuni dari segi kualitas dan kuantitas, juga populer di kalangan masyarakat.
Partai Golongan Karya yang dinilai sebagai partai “terkuat” di Kabupaten Bandung saat ini misalnya, meski figur yang dimunculkan cukup banyak khususnya dari kader Golkar, namun belum satu pun nama dimunculkan.
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung, H. Dadang M. Naser, kepada wartawan belum lama ini mengaku di internal partainya sudah mulai ramai diperbincangkan beberapa kader yang ingin mencalonkan diri sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bandung periode 2020-2025.
Namun nenurut Dadang, siapa pun yang ingin mencalonkan diri akan ditentukan oleh keputusan DPP Golkar.
Dadang menyebut lebih dari lima kader Golkar yang ramai diperbincangkan untuk maju di Pilkada Kabupaten Bandung 2020. Antara lain Anang Susanto (Ketua DPRD Kab. Bandung yang lolos sebagai anggota DPR RI), Dadang Supriatna (anggota DPRD Kab. Bandung yang lolos jadi anggota DPRD Jabar), Deding Ishak (mantan anggota DPR RI), Yoga Santosa dan Cucu Sugyati (anggota DPRD Jabar). Bahkan ada Ferry Mursyidan Baldan yang akan maju jadi calon bupati. Ferry dikabarkan akan masuk kembali ke Golkar.
Nantinya, imbuh Dadang, para calon yang maju di Pilkada Kabupaten Bandung itu akan mengikuti mekanisme Partai Golkar yang salah satunya ditentukan lewat polling dari DPP dan diputuskan DPP.
Golkar sendiri terbuka bagi parpol lain untuk berkoalisi. Bahkan kata Dadang, belakangan ini sudah ada parpol yang mulai PDKT alias pendekatan. Namun Golkar tidak menutupkemungkinan maju sendiri dengan modal kursi di DPRD sudah memenuhi syarat.
Sedangkan Partai Gerindra, seperti diberitakan bipol.co. pekan lalu, belum berani menentukan sikap untuk suksesi pencalonan Bupati dan Wakil Bupati Bandung pada Pilkada 2020. Gerindra sendiri selama ini belum melakukan pembicaraan di internal partai.
Ketua DPD Gerindra Kabupaten Bandung, H. Yayat Hidayat, mengatakan untuk suksesi pencalonan bupati perlu digodog secara matang agar menghasilkan figur yang mumpuni dan menjadi pilihan masyarakat. Namun demikian, Yayat mengaku saat ini pihaknya belum memunculkan nama. Pihak Gerindra tampaknya tidak akan gegabah memunculkan nama dan perlu digodog secara matang serta akan melihat perkembangan seperti apa yang muncul dari partai lain.
Namun tidak menutupkemungkinan, untuk suksesi pencalonan Bupati Bandung, Partai Gerindra akan berkoalisi dengan partai lain. Misalnya dengan PKS atau PAN yang selama ini sudah dibangun, terutama saat Pemilu 2019.
Sedangkan partai berlambang moncong putih, PDI Perjuangan, seperti dikutif opininews pekan lalu, tidak akan eklusif dalam penjaringan bakal calon bupati. Artinya, tidak hanya kader partai yang akan diusung, namun terbuka bakgi calon dari luar.
Diakui Sekretaris terpilih DPC PDIP Kabupaten Bandung, Hen Hen Asep Suhendar, PDIP terbuka kepada siapa pun yang ingin mencalonkan diri jadi calon Bupati Bandung mendatang. Hal penting, harus mengikuti ketentuan partai.
Artinya, kata Hen Hen, DPP PDIP akan memberikan balon Bupati Bandung sesuai prosedur yang akan ditetapkan. DPP PDIP akan menetapkan beberapa parameter untuk balon bupati, di antarannya mantap dalam ideologi, loyal, visioner, inovatif, dan tentunya memiliki elektabilitas yang bagus.
Namun lain halnya dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Dikutip beberapa media online, PAN sudah melakukan rapat pengurus intern partai belum lama ini.
Menurut Ketua DPD PAN Kabupaten Bandung, H. Irman Wargadinata, pihaknya melakukan rapat evaluasi hasil kerja caleg terpilih, juga membahas jelang Pilkada Kabupaten Bandung 2020.
PAN yang memiliki 4 kursi di DPRD Kabupaten Bandung hasil Pemilu 2019, sebelum mencari calon dari luar, terlebih dahulu akan menawarkan kadernya. Karena kader PAN memiliki peluang. Seperti Achmad Najib (anggota DPR), Thoriqoh (anggota DPRD Kabupaten Bandung yang kini lolos sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Barat).
Namun Irman mengaku, PAN tahu diri, dengan 4 kursi, yang dibidik posisi wakil. PAN juga tidak bisa sendiri unnuk mengusung bakal calon bupati atau wakil bupati. Perlu koalisi untuk memuluskan niatnya. Untuk itu, DPD PAN, seperti dikatakan Irman, sudah berkomunikasi dengan PKS, NasDem, Demokrat, PBB, Gerindra.**
Reporter: Dedi Ruswandi
Editor: Hariyawan