“Setiap ada demo saya disini, saya disini pokoknya dari kemarin,” kata Eman sambil membawa handuk dan kain beragam ukuran saat ditemui di depan Gedung DPR RI, Senin. (30/9/2019)
Eman sehari- hari berdagang di Jakarta Timur dekat rumahnya, namun khusus demo di depan DPR ia sudah berjualan mulai pukul 08.00 WIB. Eman tidak sendiri, ia ditemani teman- teman lainnya yang ikut berjualan dari daerah- daerah lain seperti Tangerang dan Bogor.
Selain Eman, pedagang lainnya yang sudah bersiap dari pagi adalah Doni. Ia berjualan tahu goreng, mangga muda, serta kacang. “Satu jenis makanan pokoknya Rp500.000 tiap harinya. Nah kaliin tiga dah tuh,” ucap Doni.
Doni mengaku setiap hari dagangannya ludes selama demo berlangsung di depan DPR RI. Pembelinya pun datang dari dua sisi yaitu Polisi yang berjaga serta peserta demo yang tidak membawa makanan.
Pedagang lainnya Iwan yang berjualan minuman dingin mulai dari air putih hingga minuman mengandung perasa mengatakan hal serupa.
Meski kerap terpapar gas air mata yang ditembakan Brimob ke arah pendemo, ketiga pedagang itu tidak merasa hal tersebut menjadi masalah.
“Tinggal lari aja, kan dagangannya dibawa ini. Pas tanggal 24 tuh, kena deket banget. Lumayan perih ke mata cuma ya risiko,” ungkap Iwan.
Seperti yang diketahui, dalam satu minggu terakhir telah terjadi demo yang diinisiasi oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.
Mereka menuntut 7 hal dengan tuntutan utama menolak RKUHP, RUU Pertambangan Minerba, RUU Pertanahan, RUU Permasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan.
Selain itu, mereka mendesak UU KPK dan UU SDA dibatalkan serta disahkannya RUU PKS dan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga. (ant)