SUKABUMI, bipol.co-Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang dibentuk Presiden Jokowi dinilai Peneliti dan konsultan politik dari SMRC, Saidiman Ahmad mengatakan, bisa menciptakan SDM yang cerdas digital dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan perkembangan internasional.
Salah satu buktinya, Jokowi menunjuk Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Pandangan Saidiman itu disampaikan pada diskusi Gen Y Talk yang diselenggarakan oleh Garda Milenial Indonesia di Cafe Akademie, Jakarta Selatan, Sabtu (26/10/2109).
Diangkatnya Nadiem, kata dia, itu memberikan sinyal kuat, pemerintah bermaksud mereformasi sistem pendidikan dengan melakukan penyesuaian terhadap kebutuhan era baru.
“Kebutuhan untuk menghadapi perkembangan dunia saat ini adalah SDM yang memiliki SDN cerdas digital. Diangkatnya Nadiem Makarim sebagai Mendikbud menunjukkan arah pembangunan SDM seperti itu,” ujar Saidiman.
Selain itu, kata dia, melihat struktur KIM, Presiden Jokowi menaruh perhatian penuh pada pembangunan infrastruktur dan pembangunan SDM. Fokus tersebut diyakininya dapat menjadi solusi untuk menghadapi era baru dengan berbagai tantangan yang sangat berbeda dengan tantangan era sebelumnya.
Selain Saidiman, pada Gen Y Talk itu juga hadir para pembicara Yusuf Salam (Direktur Eksekutif Indonesian Student Forum) dan Moh. Rivaldy Dochmie (Ketua Umum Garda Milenial Indonesia). Sementara Ferdinandus Setu (Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo) karena ada kegiatan di tempat lain, tidak bisa memenuhi undangan panitia.
Para peserta diskusi berasal dari kalangan intelektual mahasiswa dari berbagai kampus. Seri Gen Y Talk kali ini mengangkat tema ”Kabinet Indonesia Maju, Babak Baru, Semangat Baru; Dari Pembangunan Infrastruktur Menuju Pembangunan SDM”.
Senada dengan Saidiman, Yusuf Salam menyetujui bahwa diangkatnya Nadiem Makarim merupakan salah satu langkah cerdas Jokowi dalam upaya mempercepat pembangunan SDM.
Pada penghujung diskusi, setelah para pembicara menjawab begitu banyak pertanyaan dari para peserta, Rivaldy Dochmie menutup diskusi dengan menyinggung persoalan peran milenial dalam mengawal perkembangan bangsa menuju kemajuan.
“Selain menuntut kerja pemerintah, generasi milenial seperti kita juga sudah seharusnya untuk ikut menyukseskan kerja pemerintah melalui diri kita sendiri. Misal, agar dapat memajukan bangsa, sudah seharusnya kita memajukan diri sendiri dengan menggunakan sebaik-baiknya fasilitas yang sudah ada,” kata Rivaldy.
Sampai akhir diskusi, minat para peserta untuk bertanya pun tidak dapat terpuaskan semuanya. Karena jumlah penanya yang begitu banyak, sedangkan waktu yang tersedia relatif singkat.
“Waktunya terbatas, sedangkan diskusi begitu mendalam dan komprehensif. Mungkin kita bisa adakan lagi diskusi sesi keduanya,” kata Batul Zakia, perwakilan dari Lembaga Riset Mahasiswa Theosophia.
Reporter : Firdaus
Editor : Deden .GP