JAKARTA, bipol.co – Waketum PAN, Totok Daryanto, sepakat dengan usulan Ketum Golkar, Airlangga Hartarto, untuk memisahkan kembali Pileg dengan Pilpres.
Menurut Totok, jika hal tersebut berbarengan, akan timbul kerawanan yang sangat tinggi.
“Setuju. Dipisah waktunya. Karena kemarin sudah tahu, yang meninggal saja sekian banyak. Kalau Pilpres dan Pileg bareng, sebenarnya tingkat kerawanannya tinggi sekali. Dari sisi keamanan, bisa pilpresnya juga tinggi sekali,” ujar Totok kepada wartawan di Jalan Daksa 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (5/12/2019).
Hal senada disampaikan Ketua DPP PAN, Yandri Susanto. Yandri mengatakan Pilpres dan Pileg harus digelar pada hari yang berbeda.
“Karena 2024 itu pilkada serentak, pemilu serentak. Jadi kalau bisa dalam revisi nanti itu satu hari khusus legislatif. Jadi DPR RI, DPRD satu hari. Seluruh pilkada dibarengkan dengan Pilpres. Jadi benar-benar nyoblos orang, dalam satu hari,” ujar Yandri.
“Yang satu hari nyoblos nama. Di hari beda, memilih eksekutif, gubernur, bupati, wali kota pakai gambar semua satu hari. Jadi dipisah legislatif dan eksekutif. Disatukan pilpres, pilkada. Kemudian legislatif disatukan. Kalau itu terjadi, bagus sekali,” sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketum Golkar demisioner Airlangga Hartanto memaparkan dalam laporan pertanggungjawaban (LPJ) di Munas Golkar terkait rekomendasi, yakni memperjuangkan revisi UU Pemilu. Revisi UU Pemilu ditujukan untuk memisahkan kembali Pileg dengan Pilpres.
“Selanjutnya Partai Golkar perlu memperjuangkan perubahan Undang-Undang Pemilu, memisahkan kembali antara pemilu legislatif dengan pemilu presiden,” sebut Airlangga.*
Editor: Hariyawan