Hal tersebut dia sampaikan untuk mengomentari tarian dari Papua yang ditampilkan dalam pembukaan Rakernas tersebut.
“Tidak kebetulan kita tampilkan tarian Papua yang jelas dinamis, menantang, dan karena itu saudara-saudaraku, ini saya senang, karena di pertarungan global kita tersudutkan,” ucap Amien dalam sambutannya.
“Mengapa? Karena ada semacam perlakuan kepada bangsa Papua yang memiliki sumber alam yang luar biasa itu tetapi yang menikmati bukan orang Papua,” sambung dia.
Amien kemudian menyinggung tentang keberadaan PT Freeport yang menambang emas di Papua.
Menurut dia, hasil dari penambangan di Pulau Cenderawasih tidak dinikmati oleh orang Papua, bahkan rakyat Indonesia.
Oleh karena itu, dia mengapresiasi dibukanya Rakernas PAN dengan tarian Papua, untuk merefleksikan bahwa Indonesia memiliki berbagai suku, etnik dan agama yang beragam.
“Karena kita bangsa Bhinneka Tunggal Ika, kita majemuk, dan kita telah membuktikan kita dapat dua wakil DPR RI dari Papua,” ujar dia.
Lebih lanjut dalam sambutannya, Amien mengatakan bahwa sepanjang sejarah partai berlambang matahari itu, tokoh-tokoh yang ditunjuk sebagai ketua umum merupakan orang dengan akhlak yang baik.
Oleh karena itu, dalam kongres nasional PAN yang akan digelar awal 2020 mendatang akan dibicarakan mengenai masa depan PAN melalui proses pemilihan ketua umum periode 2020-2025.
Dia meyakini bahwa kader-kader PAN saat ini diisi oleh orang-orang yang kuat dan memiliki kecintaan sejati terhadap partai. Dia pun berpesan kepada para kader agar tidak ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang dapat melemahkan partai.
“Kader PAN Insya Allah yang lebih kuat yang sejati itu. Tapi kalau hanya akan ditunggangi sesaat, itu yang saya akan mengambil perhitungan. Apa perhitungan itu? Tentu tunggu tanggal mainnya,” ujar Amien. (ant)