SOREANG, bipol.co — Restu Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, terhadap istrinya, Hj. Kurnia Agustina, untuk maju mencalonkan diri menjadi Bupati Bandung periode 2020-2025, masih tanda tanya besar di kalangan masyarakat Kabupaten Bandung. Pasalnya, sampai saat ini H. Dadang Naser belum secara jelas merestui istrinya itu untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bandung 2020, meski Hj. Kurnia sendiri telah mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon bupati ke Panitia Seleksi DPD Partai Golkar beberapa hari lalu.
Menyikapi hal itu, Hj. Kurnia atau yang biasa disapa Teh Nia ini berharap, banyaknya dukungan atau suara masyarakat, bisa meyakinkan suaminya untuk merestuinya maju menjadi Calon Bupati Bandung.
“Mungkin Bapak (Dadang Naser, Red,-) punya banyak pertimbangan atau pun pengalaman selama memimpin dan lain sebagainya, itu sah-sah saja. Namun harus dibedakan antara pribadi dan partai. Mudah-mudahan suara masyarakat ini bisa membuat suatu keyakinan atau pemahaman, bahwasanya kalau untuk kepentingan bersama dan akan membawa kemaslahatan kenapa tidak,” ucap Nia, kepada bipol.co, usai kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun ke 8 Formi Tingkat Kabupaten Bandung di Stadion Si Jalak Harupat, Kutawaringin, Jumat (13/12/2019).
Teh Nia menyampaikan, ia maju sebagai bakal calon Bupati Bandung, karena desakan dan keinginan dari komunitas warga yang ingin mengusung dirinya maju di Pilkada 2020.
“Kelihatannya mereka dalam hal ini komunitas atau masyarakat yang mendukung saya menaruh harapan banyak, saya kurang tahu. Mudah-mudahan ini apresiasi positif. Kita lihat saja kelanjutannya. Mudah-mudahan saya tidak mengecewakan. Saya bisa kasih yang terbaik untuk masyarakat,” papar Teh Nia.
Teh Nia juga menyatakan, sebagai kader partai harus siap bila ditugaskan Partai Golkar untuk maju di Pilkada 2020.
“Sebagai kader Partai Golkar, siap tidak siap harus siàp kalau itu ditugaskàn oleh partai,” tuturnya.
Teh Nia mengaku, belakangan ini seiring tahun politik Pilkada 2020, beragam anggapan menerpa dirinya.
“Terlepas dari semua anggapan, itu bisa beribu makna dan ini sejalan dengan tahun pengabdian kami. Di akhir masa jabatan pengabdian, saya akan all out . Ketika saya all out ini, diterjemahkan karena berkàitan tahun politik maknanya bisa bergam,” ucap Teh Nia.
Bayangkan saja, tutur Teh Nia, penduduk Kabupaten Bandung berapa kepala. Itu bisa sekian opini yang muncul. Namun selama itu masih didasari niat ibadah dalam pengabdian terakhir untuk Kabupaten Bandung.
“Efek dominonya dikaitkan dengan Pilkada 2020, ya itu mah sah-sah saja. Saya bisa begini karena dibesarkan oleh masyarakat. Kalau saya tidak mau menjadi bagian dari mereka, tidak mendengarkan keluh kesah mereka, kayanya munafik ya. Jadi sejauh ini yang saya lakukan mengalir saja dan selalu diniatkan lillahitaala, diniatkan ibadah,” ucap Ketua Formi Kabupaten Bandung ini.
Teh Nia juga mengatakan dalam rangka pencalonan, dirinya tidak mempersiapkan secara khusus.
“Saya berjalan pada relnya, melaksanakan program-program akhir. Kalau pun nanti dicap kampanye, ini teh udah diprogramkan loh, satu tahun sebelumnya,” kata Bunda PAUD Kabupaten Bandung ini.
Dalam kondisi tahun politik, aku Teh Nia, memang jadi serba salah. “Buat saya semua jadi serba salah. Saya bergerak salah, diam salah. Bergerak diomongin, saya diam diomongin. Jadi mendingan bergerak berbuat menghasilkan karya, menjalankan tugas sampai paripurna. Perkara ke depannya, kalau yang mendukung ini merasa cocok, sejalan seirama, jangan hanya ngajujurung, tapi kawal dan dukung,” papar Teh Nia.
Untuk meyakinkan masyarakat, kata Teh Nia, di keluarga sebagai istri tetap support dan patuh pada suami dan tidak mencampuradukan antara masalah pribadi dengan partai.
“Bagaimana saya jihad kepada suami atau pun bagaimana saya sebagai kader partai, biar Bapak (Dadang Naser, Red,-) yang mengambil keputusan. Karena buat saya, saya bisa diberi kesempatan memimpin berbagai organisasi karena restu Bapak. Karena Bapak merestui sebagai Bunda PAUD, saya jadi Ketua Forum Kabupaten Bandung Sehat, dan sebagainya, efeknya masyarakat merasa terayomi dan lain sebagainya. Itu efek domino yang harus kita terima. Mudah-mudahan efeknya positif, semua jadi balance saja ya,” pungkas Nia.**
Reporter: Deddy | Editor: Hariyawan