JAKARTA, bipol.co – Direktur Eksekutif Center for Political Communication Studies (CPCS) Tri Okta SK mengatakan kerja-kerja sosialisasi oleh relawan dan pertemuan tatap muka memiliki efektifitas.
“Yang tidak kalah menarik kerja-kerja sosialisasi oleh relawan dan pertemuan tatap muka,” ucap Okta saat memberikan penjelasan tentang hasil surveinya.
Ia mengatakan, meskipun relatif kecil, metode kampanye yang dilakukan dengan “canvassing door-to-door” dinilai efektif untuk memengaruhi pemilih. Cara ini dilakukan caleg-caleg PSI dalam menyapa pemilih di basis daerah pemilihan (dapil). “Pemilih PSI menilai medium sosialiasi menentukan pilihan sebesar 24 persen dan tatap muka 16 persen,” kata Okta.
Faktor lain yang dinilai Okta cukup berpengaruh adalah pertimbangan memilih partai politik. Sosok figur atau tokoh partai masih menjadi acuan tertinggi (28,6 persen), disusul rekam jejak partai (22,3 persen), program atau gagasan yang ditawarkan (13,1 persen), kedekatan personal dengan kader atau pengurus (10,6 persen), dan faktor lainnya (25,5 persen).
Survei CPCS dilakukan pada 1-10 Februari 2019, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei dilakukan secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (ant)