“Jangan sampai karena kita harus melek teknologi, lalu luntur nilai-nilai Pancasila kita, luntur nilai kegotongroyongan kita,” katanya di Jakarta, Senin (1/6), bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila.
“Jangan malah yang penting diri sendiri survive (sintas) atau keluarga sendiri saja yang survive,” ia menambahkan.
Ia mengatakan, nilai-nilai luhur Pancasila harus selalu mewarnai kehidupan bangsa pada masa perkembangan cepat teknologi dan aliran informasi. Informasi yang tidak benar dan hoaks yang menimbulkan perpecahan tidak boleh dibiarkan.
“Ini antara lain kemajuan teknologi yang tentunya anak-anak muda sekarang sangat melek. Yang penting kemajuan itu jangan sampai melunturkan nilai luhur Pancasila kita,” ujarnya.
“Ini hal-hal yang kelihatannya simpel, tapi apabila anak-anak muda sekarang bisa lakukan maka dampaknya sangat besar bagi kemajuan bangsa,” politisi PDI Perjuangan itu menambahkan.
Menteri Sosial juga mengemukakan bahwa peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini merupakan momentum untuk kembali pada falsafah Pancasila, untuk hidup bersama, bergotong royong, dan mempererat persatuan guna memerangi COVID-19.
Ia yakin bangsa Indonesia bisa memenangi perang melawan COVID-19 bila berpegang pada nilai-nilai Pancasila, yang antara lain bisa diterapkan dengan disiplin mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus.
“Jadi mulai dari diri kita, kemudian keluarga kita dan lingkungan kita. Dengan kita mulai dari diri kita sendiri, tentunya ini akan berkontribusi sangat baik terhadap keberhasilan kita dalam menghadapi atau menanggulangi COVID-19 ini,” katanya.
Dia juga mengemukakan pentingnya saling bantu untuk meringankan beban warga yang kehidupannya menjadi sulit akibat pandemi COVID-19.
“Jadi ini adalah cara dari kegotongroyongan kita. Saya kira ini wujud nyata yang konkret dari nilai Pancasila, nilai gotong royong yang bisa sangat relevan kita terapkan di tengah-tengah pandemi ini,” katanya. (net)