SOREANG, bipol.co – Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Bandung, H Yayat Hidayat adalah salah satu dari 12 nama yang diajukan Panitia Seleksi DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung untuk medapat rekomendasi dari DPP Partai Golkar sebagai calon wakil Bupati Bandung periode 2020-2025.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung ini mengatakan, sah sah sajà dirinya diajukan Partai Golkar untuk calon wakil bupati.
“Cuma konsepnya saya harus patsun pada aturan partai. DPC Gerindra Kabupaten Bandung mendorong lima orang dan saya tidak masuk. Kalau pihak Golkar mengajukan nama saya ya silahkan saja, tapi saya tidak bisa mengatakan iya dan tidak, karena ada mekanisme partai yang harus ditempuh dan saya harus patsun terhadap kebijakan partai,” kata Yayat Hidayat, di Gedung DPRD Kabupaten Bandung, Soreang, Kamis (2/7-2020).
Menurut Yayat, silahkan Partai Golkar mengajukan namanya. Namun hal itu tidak menjadi eforia iya dan tidak, karena harus mengikuti kebijakan partai Gerindra.
Begjtu juga bila hasil verifikasi DPP Golkar merekom dirinya, Yayat mengatakan, hal itu harus ditanya dulu orangnya. Jangan asal tunjuk, tapi kesiapannya tidak ada. Seperti kesiapan finansiàl atau kesiapan lainnya.
“Kalau kesiapan solidaritas mungkin iya. Tapi jangan sampai bebicara finasial berapa? Punya uang berapa? Atau kalau menyebutkan ada, tapi tidak ada, yang rugi siapa? Gitu kan,” tutur Yayat.
Yayat mengaku, digelarnya fit and profertes bakal calon bupati/wakil bupati dari Partai Gerindra bukan karena untuk mendapingi Kurnia Agustina (calon dari Golkar).
Pelaksanaan tes bakal calon, juga bukan karena Golkar sudah menentukan pilihan calon, tapi penentuan tes bakal calon dilakukan Gerindra jauh sebelumnya, yaitu pada tagl 27 Juni.
“Jadi karena ada surat dari DPP tempatnya harus dialihkan ke DPD Provinsi, ya kita alihkan. Kita bukan terpengaruh oleh siapa-siapa, kita patsun terhadap partai. Kita tidak bicara ke luar dulu, kalau ke luar nanti setelah ada rekom DPP Gerindra, saya berbicara internal Gerindra,” ucap Yayat.
Yayat menambahkan, DPC Gerindra belum bisa mengatakanakan akan mengusung sendiri calon untuk nomor satu. Apalagi Gerindra hanya memiliki tujuh kursi dan harus berkolaisi.
“Saya belum bisa mengatakan gerindra akan mengusung calon sendiri, kalau pun harus sendiri harus berkoalisi, makanya saya tidak bicara keluar dulu, saya akan menata dulu membenàhi dulu di dalam. Kalau di dalam sudah ok baru ke luar. Artinya kalau dagang juga barangnya harus jelas,” papar Yayat.
Namun tutur Yayat, tudak menutup kemungkinan Partai Gerindra akan menentukan calon bupati atau calon wakil bupati kalau kursinya mencukupi dan ada kesefahaman dengan partai koalisi.
Kaitan Gerindra akan berkolaisi dengan partai mana, menurut Yayat, pihaknya saat ini sudah menjalin komunikasi dengan semua partài politik
“Karena konsepnya Gerindra ini terbuka untuk komonikasi, jangan pernah membuat gave. Dengan semua partai inten. Namun pilihan tetap harus ada rekomendasi dari atas. Jadi jangan pernàh katakan gerindra inten hanya dengan satu partai. Semua inten, dengan Golkar, PDIP dengan PAN, PKB, PKS dan lainya. Dalam pilkada ini kita membuka komonikasi dengan sèmua,” kata Yayat.
Mengenai bakal calon Gerindra dari PNS Yayat mengatakan, syah syah saja untuk mendaftarkan diri. “Cuma bila terpilih dia harus mengundurkan diri. Bagi Gerindra jangankan ASN, patani saja silahkan, karena partai kami terbuka bagi siapa pun,” ucapnya.
Reporter Deddy
Editor Deden .GP