JAKARTA, bipol.co – Google Indonesia berniat menggelitik rasa ingin tahu (‘kepo’) para pemilih muda terkait urusan kepemiluan melalui diskusi yang akan digelar di sejumlah perguruan tinggi.
“Kami akan ada ‘roadshow’ ke universitas-universitas di Indonesia. Intinya ingin memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mengetahui hak-hak mereka di pemilu seperti apa,” ujar Analis Senior Google Indonesia Bagian Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Ryan Rahardjo, di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kelak pihaknya akan mengunjungi perguruan tinggi di berbagai daerah, di antaranya Jakarta, Bogor, Makassar, Bandung, dan Pontianak.
Saat ini ketertarikan pemuda dan pemudi Indonesia terhadap praktik politik dan demokrasi kian luntur. Alasan itu yang menjadi latar belakang diskusi pemilu di kampus diinisiasi, dengan harapan partisipasi pemilih muda pada pesta demokrasi mendatang semakin tinggi. “Dari total pemegang hak suara pada Pemilu 2019, sekitar 40 persen merupakan pemilih muda. Sayang sekali jika nantinya hak mereka tidak digunakan,” ujar Ryan.
Kendati demikian, ia mengakui bukan hanya suara pemilih muda yang perlu disasar. Partisipasi pemilih dari golongan lainnya, juga tak kalah penting.
Menurut Ryan, pihaknya telah meluncurkan ‘Pintar Memilih’, platform pendidikan pemilih berbasis web yang menyediakan informasi proses dan tahapan Pemilu 2019 bagi masyarakat.
Pintar Memilih merupakan kolaborasi Google Indonesia dengan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Cek Fakta, rumahpemilu.org, dan Kok Bisa.
Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini menyampaikan Pintar Memilih menyediakan informasi mengenai penyelenggaraan pemilu presiden serta wakil presiden, DPR, DPRD, dan DPD yang akan dilakukan secara serentak di hari yang sama.
Pintar Memilih juga dilengkapi fitur “Q&A”, sehingga bermanfaat bagi pengguna yang ingin bertanya tentang proses dan tahapan Pemilu 2019. “Pertanyaan penanya akan dijawab oleh tim dengan informasi yang kredibel dan terverifikasi. Jawaban juga akan ditampilkan dalam format video animasi,” ujar Titi.
Platform pendidikan itu, juga menyediakan fitur pengecekan fakta pemilu yang terhubung dengan cekfakta.com, proyek kolaboratif pengecekan fakta yang dibangun oleh Masyarakat Antifitnah Indonesia dan bekerja sama dengan beberapa media daring tergabung di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).
“Pintar Memilih dapat diakses secara gratis di https://pintarmemilih.id ,” kata Titi pula. (ant)