SUKABUMI,bipol.co – Guru dari berbagai tingkatan pendidikan sekolah, harus bisa membuat buku pelajaran ataupun Lembar Kerja Siswa (LKS). Sehingga dengan karya sendiri, dapat lebih baik dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
Hal itu disampaikan Pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath Sukabumi, KH. M. Fajar laksana pada pembukaan Diklat Penulisan Buku Ajar bagi Tenaga Pengajar di pesantren yang dipimpinnya, Sabtu (23/3/2019).
“Dalam menulis buku ajar atau buku untuk mahasiswa, penulis harus memiliki kerangka pikir dan standar ilmiah dengan materi berdasarkan kurikulum atau silabus yang ditetapkan pemerintah,” ujar Fajar.
Menurutnya, para guru dan dosen memiliki bekal dan modal yang cukup untuk menulis buku. Kuncinya adalah kemauan untuk memulai menulis buku atau LKS. Para guru mempunyai kemampaun menjabarkan isi kurikulum, mereka juga dapat menuangkan isi kurikulum ke dalam bentuk tulisan.
Fajar berharap dari diklat yang digelarnya akan lahir penulis-penulis hebat yang mampu berbicara di tingkat nasional dan dunia.
Sementara itu Pengurus Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), Dani Khamdani mengatakan, buku hasil karya sendiri bisa digunakan sebagai bahan ajar.
Karena menurutnya, belum tentu buku yang dibuat oleh orang lain sesuai dengan kondisi sekolah dan para siswa. Jadi, para guru harus berani memulai menulis buku.
“Untuk menggali potensi para penulis buku, tampaknya penerbit harus menjemput bola. Sebenarnya kemampuan para guru sudah ada, tinggal didorong agar berani membuat tulisan. Sayangnya kepedulian pemerintah terhadap potensi menulis buku di kalangan para guru masih kurang. Karena itu kalangan swasta dan tokoh masyarakat harus menggali dan mendorong potensi yang dimiliki para guru itu,” ujar Dani.
Dalam waktu dekat ini, Dani akan merilis sedikitnya 12 judul buku hasil karya para penulis dari Kota Sukabumi. Dia sudah mendapatkan daftar dari judul dan penulis buku-buku yang akan diluncurkan secara nasional tersebut.
Salah satunya, buku hebat karya KH. Munandi Saleh yaitu biografi KH. Ahmad Sanusi. Buku tersebut dijadikan kado istimewa oleh pemerintah kepada salah satu duta besar negara sahabat. Diharapkannya, para penulis di Sukabumi dapat menghasilkan karya-karya besar seperti itu.
“Kami ingin mendorong para penulis agar memperhatikan potensi dan kemampuannya dalam menulis buku. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh penulis adalah judul buku yang merupakan roh dari buku. Judul menentukan persepsi masyarakat terhadap buku dan mempengaruhi pemasaran buku tersebut,” jelas Dani.**
Reporter : Firdaus
Editor : Herry Febriyanto