Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Dinilai Berhasil

- Editor

Jumat, 12 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto ant

foto ant

JAKARTA.bipol.co – Pengamat ekonomi dan pengajar Unika Atmajaya, Rosdiana Sijabat menyatakan pemerintahan Presiden Jokowi cukup berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi di tengah tingginya ketidakpastian perekonomian global.

“Target pertumbuhan pemerintahan Jokowi cukup optimis, yakni 7 persen. Tapi semua pertumbuhan ekonomi global melambat. Amerika saja pertumbuhan ekonomi 2,9 persen. Indonesia tidak terlalu buruk, tapi juga tidak terlalu baik,” kata Rosdiana Sijabat dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat (12/4/2019)

Rosdiana membandingkan pertumbuhan ekonomi Singapura di tahun 2018 juga hanya 3 persen, sementara Vietnam dan Kamboja mencapai 6 persen.

Menurut dia, pertumbuhan 5,2 persen di Indonesia adalah angka yang patut disyukuri untuk perekonomian yang sedang sepi.

“Sebab faktor eksternal ini tidak bisa 100 persen kita atur. Di Asia Tenggara terjadi pelemahan permintaan barang dan jasa. Perekonomian global akan menekan perekonomian kita. Jadi siapapun nanti yang terpilih, bagaimana meningkatkan aktivitas ekonomi dari sisi rumah tangga,” paparnya.

Ia juga mengatakan tantangan pembangunan ekonomi Indonesia ke depan sangat berat, karena faktor internal atau dalam negeri, dan eksternal. Faktor eksternal adalah terjadi pelambatan kinerja ekonomi kawasan.

Secara terpisah Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi-Ma’ruf, Usman Kansong mengatakan, meski pertumbuhan ekonomi lima persen tidak mencapai target, namun jika melihat perekonomian global maka angka itu patut disyukuri.

“Dibandingkan negara G20, kita di nomor 3 setelah Tiongkok dan India. Kenapa dibandingkan dengan G20?, karena size ekonominya besar,” ujarnya.

Pengamat politik Emrus Sihombing berpendapat, isu utang selalu disebut dalam politik ekonomi pemerintahan, padahal ia mengingatkan bahwa tidak ada satupun pemerintahan di Indonesia yang tidak berutang.

“Semua (presiden) membuat utang, hanya sejauh mana utang digunakan untuk kesejahteraan masyarakat, bukan untuk korupsi. Jangan menggunakan kekuasaan untuk koruptif sehingga utang tidak digunakan dengan baik. Saya berpendapat, tidak ada yang tanpa utang. Kalau utang digunakan untuk kesejahteraan masyarakat, saya kira tidak masalah,” ujarnya. (ant)

Editor  Deden .GP

 

 

Berita Terkait

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M
bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi
Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar
Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi
bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG
bank bjb Pelopori Penerbitan Surat Berharga Perpetual Rupiah di Indonesia
bank bjb Raih Platinum Rank di Ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2024
bank bjb Raih The Best Indonesia IT & Digital Operational Excellence Award 2024

Berita Terkait

Jumat, 29 November 2024 - 15:38 WIB

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M

Jumat, 29 November 2024 - 10:54 WIB

bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 19:58 WIB

Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar

Kamis, 28 November 2024 - 17:48 WIB

Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 17:14 WIB

bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB