BANDUNG,bipol.co – Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah Putra menilai sistem perhitungan Pemilu Serentak 2019 merepotkan Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). KPU pun diminta harus memutakhirkan sistem perhitungan yang lebih muda.
Hal tersebut diutarakan Dedi menanggapi meninggalnya 12 Petugas KPPS dari berbagai kota dan kabupaten di Jabar beberapa waktu lalu.
“Bisa saja benar asumsi Pemilu serentak sebabkan depresi hingga kelelahan para petugas di lapangan. Kalau dilihat dari banyaknya kertas suara, Pemilu serentak untuk Pilpres dan Pileg ini cukup merepotkan terutama bagi petugas yang tidak muda,” ungkapnya kepada bipol.co melalui keterangan tertulis, Minggu (21/4/2019).
Selain itu, kata Dedi, KPU harus memperbaiki sistem perhitungan suara, sehingga petugas KPPS dapat lebih mudah dalam menghitung suara yang dapat mempersingkat waktu.
“KPU harus memutakhirkan cara penghitungan yang lebih mudah dan tidak rigid, sehingga petugas di lapangan dengan asumsi berpendidikan paling rendah sekalipun dapat dengan mudah mengakomodir sistem penghitungan,” ujarnya.
Dedi menambahkan, perlu adanya pembagian waktu pada sistem pemilu digital.
“Sebelum memikirkan sistem pemilu berbasis digital, perlu adanya membagi pemilu berdasar dua waktu berbeda. Yakni pemilu untuk eksekutif, dari Pilpres hingga Pilkada, lalu berjeda sekira 2 tahun kemudian Pileg dari DPR RI hingga Kota,” pungkasnya.**
Reporter: Rizki Agustian
Editor : Herry Febriyanto