BANDUNG, bipol.co – Salah satu Aktivis ’98 Rafael Situmorang menilai saat ini mahasiswa harus memiliki jiwa nasionalis yang mumpuni. Menurutnya hal itu diperlukan karena mahasiswa akan menjadi sosok pengganti Indonesia ke depan.
“Jadi dengan adanya diskusi kebangsaan ini mudah-mudahan tergerak para tokoh tokoh mahasiswa bahwa mereka ini menentukan indonesia ke depan. Mereka ini, 20-30 tahun lagi yang menentukan arah bangsa,” kata Rafael di jalan Soekarno Hatta Bandung, Kamis (18/7/2019).
Rafael berharap dengan berbekal amunisi nasionalisme, para mahasiswa dapat membawa Indonesia yang lebih baik. Menurutnya Indonesia ke depan harus lebih banyak memunculkan tokoh politik yang berani membuat kebijakan yang berpihak kepada rakyat.
“Mudah mudahan temen-temen mahasiswa lebih siap lagi dan amunisi yang dibutuhkan adalah jiwa nasionalisme. Kedepannya begitu mereka ambil alih generasi, mereka bisa membuat indonesia ke arah lebih baik, membuat kebijakan-kebijakan ekonomi, dan membuat kebijakan politik yang pro rakyat,”
Rafael menilai saat ini gaung mahasiswa dalam mengkritisi kebijakan pemerintah semakin tergerus. Para mahasiswa saat ini dipandang memiliki ruang dan waktu yang dipersempit untuk berbicara soal kebangsaan.
“Ya memang tantangannya kan sebenernya ruang-ruang kritisi itu untuk hari ini memang lebih terlihat oleh kelompok politik formal dibanding mahasiswa. Memang pendidikan sekarang lebih terpragmentasi, jadi waktu mereka mungkin jarang untuk bicara soal kebijakan-kebijakan pemerintah,” tuturnya.
Mantan aktivis ’98 tersebut berharap jiwa nasionalisme kembali tertanam pada diri mahasiswa. Menurutnya mahasiswa dengan jiwa nasionalisme yang tinggi akan mampu menjadi sosom pemangku kebijakan yang berpihak kepada rakyat.
“Ya, Saya harap mahasiswa yang punya jiwa nasionalis, dengan adanya jiwa nasionalis mudah-mudahan mereka siap untuk mengisi jabatan-jabatan maupun ruang-ruang publik strategis. Sehingga saat membuat kebijakan politik, seperti kebijakan ekonomi ya ekonomi kerakyatan itu bisa di kedepankan daripada ekonomi pasar,” tandasnya.**
Reporter: Rahmat Kurniawan
Editor: Ude D Gunadi