Pertemuan Prabowo-Megawati Rekonsiliasi “Luka Politik” 2014

- Editor

Senin, 29 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KUPANG,bipol.co – Analisis politik dari Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, Mikhael Raja Muda Bataona menegaskan secara simbolik pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto adalah rekonsiliasi “luka politik” 2014.

“Ya, semacam memberikan penegasan bahwa ‘luka konflik politik’ 2014, telah disembuhkan lewat diplomasi nasi goreng,” kata Bataona, di Kupang, Senin mengomentari pertemuan Megawati-Prabowo.

Ia berkata, secara substansial antara Jokowi dan Prabowo sebenarnya merepresentasikan rivalitas senyap antara Partai Gerindra dan PDI Perjuangan sejak 2014, di mana Megawati dan Prabowo saat itu mulai pisah jalan akibat munculnya fenomena Jokowi.

Lima tahun sebelumnya, justru Megawati dan Prabowo bergandengan tangan untuk kontestasi Pemilu 2009. Bersama dengan beberapa pasangan kontestan lain, mereka harus mengakui keunggulan pasangan Susilo Yudhoyono-Boediono.

“Bisa dicek secara historis dalam jejak digital bahwa, Megawati dan Prabowo saat itu mulai beda jalan karena dalam lebaran sebelum masa-masa pencalonan Jokowi, Mega terbaca menolak kunjungan Prabowo di rumahnya di Teuku Umar,” kata Bataona.

Kemudian Megawati secara diam-diam mencalonkan Jokowi dan akhirnya menjadi rival sabahatnya Prabowo Subianto dalam kontestasi Pilpres 2014.

Padahal, berdasarkan perjanjian di 2009, seharusnya Megawati memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada pemilu presiden 2014, setelah pasangan calon Megawati-Prabowo yang bersandikan “MegaPro” kalah dalam pertarungan menghadapi Susilo Bambang Yudhoyono kala itu.

“Jadi jelas bahwa sejak 2014, setelah bersama sepakat di 2009, Mega dan Prabowo adalah rival dalam senyap yang terus meruncing hingga Pilpres 2019,” katanya.

Karena itu, bisa dibaca bahwa diplomasi nasi goreng adalah bagian dari lobi politik Megawati kepada Prabowo untuk mendinginkan suasana dan meredahkan keterbelehan bangsa.

Di situ, secara simbolik terlihat bahwa Megawati sebagai ‘master mind’ kubu Jokowi, atau rival politik kubu Prabowo harus sendiri turun tangan untuk mendamaikan suasana.

Bataona menilai, pada sisi lain, Megawati perlu bertemu dengan Prabowo untuk mengklarifikasi sikapnya pada2014, yang menolak mencalonkan Prabowo, juga sekaligus merangkul Prabowo demi kepentingan konsolidasi politik nasional ke depan.

Langkah Megawati ini menurut dia, karena Jokowi bisa berada dalam bahaya instabilitas politik tanpa dukungan Prabowo Subianto, yang menjadi rival politiknya dalam dua kali pertarungan yakni di Pilpres 2014 dan 2019.

“Saya kira Jokowi dan Megawati paham bahwa Prabowo adalah kunci. Semua pihak di balik Prabowo seperti Amien Rais dan lain-lain hanya bisa diajak bernegosiasi jika Prabowo bisa dirangkul,” kata dosen ilmu Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia, serta Ilmu Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unwira Kupang itu.

Artinya secara simbolik pertemuan itu adalah rekonsiliasai luka politik 2014, dan sekaligus simbol konsolidasi stabilitas politik untuk 2019-2024, kata Mikhael Bataona yang juga pengajar investigatif news dan jurnalisme konflik pada Fisip Unwira itu.(ant)

Editor : Herry Febriyanto

Berita Terkait

KPU Kab Bandung Mulai Rekapitulasi Penghitungan Suara, Permintaan Penundaan dari Paslon No 1 Tidak Ada Alasan Kuat
Jeje Govinda-Asep Ismail Unggul di Pilkada KBB 2024, Menang dengan Tudingan Politik Uang?
Bawaslu Cimahi Imbau KPU Kota Cimahi Terkait Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pilkada 2024
Versi Hitung Cepat LSI Denny JA, 4 Faktor Herdiat-Yana Menang 89,14% Lawan Kotak Kosong di Pilbup Ciamis 
Rampung 100 Persen, Indikator Sebut Hasil Quick Count Menangkan Dadang-Ali Pemenang Pilbup Bandung
Hasil Quick Count LSI Instrat Ngatiyana-Adhitia Yudisthira Unggul
Berpotensi Dibawa ke MK, Hitung Cepat di Pilkada Kota Bekasi Tergolong Langka, Selisihnya Super Tipis
Hasil Quick Count LSI Denny JA, Dadang Supriatna-Ali Syakieb Unggul Telak atas Sahrul-Gun Gun

Berita Terkait

Selasa, 3 Desember 2024 - 19:42 WIB

KPU Kab Bandung Mulai Rekapitulasi Penghitungan Suara, Permintaan Penundaan dari Paslon No 1 Tidak Ada Alasan Kuat

Selasa, 3 Desember 2024 - 10:22 WIB

Jeje Govinda-Asep Ismail Unggul di Pilkada KBB 2024, Menang dengan Tudingan Politik Uang?

Sabtu, 30 November 2024 - 14:07 WIB

Bawaslu Cimahi Imbau KPU Kota Cimahi Terkait Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pilkada 2024

Jumat, 29 November 2024 - 17:40 WIB

Versi Hitung Cepat LSI Denny JA, 4 Faktor Herdiat-Yana Menang 89,14% Lawan Kotak Kosong di Pilbup Ciamis 

Jumat, 29 November 2024 - 14:48 WIB

Rampung 100 Persen, Indikator Sebut Hasil Quick Count Menangkan Dadang-Ali Pemenang Pilbup Bandung

Berita Terbaru