JAKARTA.bipol.co – Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) mengukir sejarah baru dengan menerima kunjungan kehormatan Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla di Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2019).
Menurut Amarulla, kedatangan Wakil Presiden itu untuk memberi pembekalan kepada lebih dari 1.200 perwira siswa dan dosen dari enam lembaga pendidikan TNI dan Polri.
“Pembekalan tersebut merupakan rangkaian acara Program Kegiatan Bersama (PKB) Kejuangan yang diikuti oleh Sesko TNI, Sespimti Polri, Seskoad, Seskoal, Seskoau dan Sespimen Polri bertemakan ‘Profesionalitas TNI-Polri Menjamin Pembangunan Nasional Aman’,” kata Danseskoal.
Kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla disambut Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Komandan Seskoal Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian selaku Kalakyek PKB Kejuangan.
Turut menyambut Wakasal Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito, Danjen Akademi TNI Laksamana Madya TNI Aan Kurnia, Wadan Sesko TNI Mayor Jenderal Santos, Komandan Seskoad Mayor Jenderal TNI Kurnia Dewantara, Komandan Seskoau Marsekal Muda TNI Donny dan para perwira tinggi dari Mabes TNI, Mabes Polri dan ketiga Mabes Angkatan.
Setelah Jusuf Kalla memberikan pembekalan, para Perwira Siswa dan dosen menerima pengarahan berturut-turut dari Panglima TNI dan Kapolri, yang diwakili Waka Baintelkam Inspektur Jenderal Pol Suntan.
Acara tersebut juga turut dimeriahkan dengan kehadiran para pakar serta pengamat militer dan pengamat kepolisian, seperti Guru Besar UGM Prof Abdul Munir Mulkhan, Direktur SETARA Institute Dr Hendardi, Dr Susaningtyas Kertopati, Neta S Pane, dan lain-lain.
Selain itu hadir pula para dosen dari mahasiswa dari sepuluh perguruan tinggi ternama, antara lain dari Universitas Indonesia, Universitas Pertahanan, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Bina Nusantara.
Seluruh peserta acara sangat antusias dan menyimak berbagai perspektif akademik yang nantinya akan digunakan dalam menyusun makalah seminar dengan dua topik besar pada tataran konsepsi dan tataran operasional.
Berbagai fenomena kekinian ditambah perkembangan lingkungan strategis menuntut TNI dan Polri untuk semakin profesional menghadapi berbagai bentuk ancaman stabilitas keamanan di masa mendatang menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Di regional, kita lebih banyak tantangan ekonomi. Semua penelitian atau perkiraan dikatakan bahwa kita tidak mempunyai musuh antarnegara untuk invasi atau menyerang kita, mungkin sampai 20-30 tahun yang akan datang,” kata Wapres JK.
Serangan dari negara lain yang paling memungkinkan dihadapi Indonesia adalah menyangkut kemampuan ekonomi, terutama dalam hal meningkatkan produksi industri untuk diekspor.
Meningkatkan pertahanan ekonomi tidak hanya dilakukan untuk melawan serangan dari negara asing, melainkan untuk menjaga stabilitas sosial dan keamanan di dalam negeri. JK mencontohkan keterpurukan ekonomi dapat berakibat pada gangguan sosial seperti yang terjadi pada tahun 1998.
“Tahun 1998, banyak toko diserbu, dirampok untuk hidup; itu akibat ekonomi kita jelek. Pada saat itulah maka kita bersama membangun bangsa tidak sendiri-sendiri, tetapi secara bersama-sama,” tuturnya.
Oleh karena itu, Wapres berpesan kepada para perwira menengah TNI dan Polri untuk dapat menyesuaikan strategi pertahanan dan keamanan negara dengan kondisi perekonomian global saat ini.
“Karena TNI dan Polri sekarang ini bukan hanya siap untuk berperang, tetapi juga siap untuk menghadapi masalah-masalah sosial dan keadaan bangsa ini. Dan yang menang adalah yang menguasai inovasi, teknologi dan ekonomi; itu yang akan menang persaingan,” ujarnya. (ant)