TNI Polri Diminta Ditarik dari Nduga, Polri: Negara Harus Hadir

- Editor

Jumat, 16 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Ribuan warga Mbua, Kabupaten Nduga, Papua ketika menerima bantuan bahan makanan dan kemanusian dari Pemerintah Provinsi Papua. (ant)

Ilustrasi Ribuan warga Mbua, Kabupaten Nduga, Papua ketika menerima bantuan bahan makanan dan kemanusian dari Pemerintah Provinsi Papua. (ant)

JAKARTA.bipol.co- Mabes Polri mengklaim kehadiran TNI-Polri di Kabupaten Nduga justeru memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat, menanggapi permintaan masyarakat Papua kepada pemerintah untuk menarik pasukan TNI-Polri di daerah itu.

“Kehadiran TNI-Polri mengamankan setiap jengkal Tanah Air Indonesia karena ini menyangkut kedaulatan negara. Negara harus hadir dan memberikan jaminan keamanan,” ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/8/2019).

Menurut dia, sebelum TNI-Polri hadir melakukan operasi, Nduga secara sistematis dan masif dikuasai oleh kelompok bersenjata sehingga wilayah itu tidak kondusif.

Tindak kejahatan, seperti pemerasan, intimidasi, penganiayaan, pembunuhan dan pemerkosaan oleh kelompok bersenjata kepada masyarakat disebutnya tidak tertangani dengan baik.

“Mereka membangun markasnya di Nduga dan sudah diambil alih TNI-Polri. Mereka tidak bisa mengontrol lagi Nduga dan beberapa distrik, mereka melakukan hal seperti itu,” ujar Dedi Prasetyo.

Terkait laporan Tim Kemanusiaan Kabupaten Nduga yang menyatakan sejak Desember 2018 hingga Juli 2019, setidaknya terdapat 184 korban kemanusiaan di Nduga, ia mempertanyakan bukti laporan itu.

“Bisa dibuktikan tidak? Kalau punya bukti dilaporkan, jadi tidak boleh berasumsi, harus berdasarkan bukti,” kata Dedi Prasetyo.

Menurut laporan itu, operasi keamanan di Kabupaten Nduga telah mengakibatkan banyak korban kekerasan. Masyarakat Nduga pun harus mengungsi ke hutan hingga ke beberapa kabupaten/kota lain.

Salah satu penyebabnya, masih berdasar laporan itu, terdapat oknum TNI melakukan kekerasan dan membakar sekolah serta rumah warga.

Untuk itu, penarikan TNI-Polri dinilai perlu karena operasi keamanan di Nduga apabila terus berlangsung justru dinilai menghasilkan ketidakstabilan dan semakin banyak pengungsi serta korban nyawa masyarakat Nduga. (ant)

Editor   Deden .GP

Berita Terkait

Anggota Komisi B Anton Ahmad Fauji Setuju Batas Waktu Pemutihan PKB Diperpanjang
Anton Ahmad Fauji Harap Hari Jadi ke-384 Kinerja Bedas Jilid 2 Lebih Nyata
Ratusan Jenderal Tandatangani Pernyataan Sikap, Usul Pergantian Gibran dan Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
Dukung Hasto, Massa Penuhi Pengadilan Tipikor Gunakan Rompi Oranye Bertuliskan “Hasto Tahanan Politik”
H. Eep Jamaludin Sukmana Manfaatkan Reses di Bulan Ramadhan untuk Bersilaturahmi dan Tampung Aspirasi
AHY Terpilih Kembali Sebagai Ketum, Puan Harap Partai Demokrat Terus Gotong Royong Bangun Bangsa
Secara Aklamasi AHY Terpilih Kembali Jadi Ketum Partai Demokrat: Berharap Bisa Bangkit
Ono Surono: Retreat Tidak Ada Aturan UU, Empat Kepala Daerah di Jabar Patuhi Perintah Megawati

Berita Terkait

Selasa, 22 April 2025 - 14:52 WIB

Anggota Komisi B Anton Ahmad Fauji Setuju Batas Waktu Pemutihan PKB Diperpanjang

Selasa, 22 April 2025 - 13:21 WIB

Anton Ahmad Fauji Harap Hari Jadi ke-384 Kinerja Bedas Jilid 2 Lebih Nyata

Jumat, 18 April 2025 - 14:16 WIB

Ratusan Jenderal Tandatangani Pernyataan Sikap, Usul Pergantian Gibran dan Reshuffle Menteri Pro-Jokowi

Sabtu, 22 Maret 2025 - 17:37 WIB

Dukung Hasto, Massa Penuhi Pengadilan Tipikor Gunakan Rompi Oranye Bertuliskan “Hasto Tahanan Politik”

Selasa, 11 Maret 2025 - 17:23 WIB

H. Eep Jamaludin Sukmana Manfaatkan Reses di Bulan Ramadhan untuk Bersilaturahmi dan Tampung Aspirasi

Berita Terbaru

KESEHATAN

Cegah TBC, Dinkes Cimahi Gencarkan Active Case Finding (ACF)

Kamis, 24 Apr 2025 - 13:36 WIB