Ridlwan di Jakarta, Kamis, mengatakan, sepanjang aksi unjuk rasa memang muncul sebagai kelompok tanpa identitas jelas yang menyerukan penurunan Presiden dan mengarahkan isu pada krisis konstitusional.
Karakter pertama adalah kelompok yang murni menolak RKUHP, karakter kedua adalah kelompok pencari jati diri/identitas dan karakter ketiga yakni kelompok yang punya agenda lain di luar tujuh tuntutan isu kelompok.
“Karakter ketiga ini seperti penunggang gelap terutama agenda ambil alih pemerintahan dan kontra pemegang kekuasaan. Mereka di medsos memainkan tagar #.TurunkanJokowi yang dipelopori akun akun anonim,” kata Ridlwan.
“Heroisme demonstrasi salah satu pemikat karakter dua ikutan turun ke jalan. Mereka berlomba posting InstaStory sebagai bagian dari eksistensi dalam lingkungan pergaulannya,” ujar alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.
Sedangkan karakter pertama, yakni kelompok yang murni menolak RKUHP dan menolak revisi UU KPK. Kelompok ini berjejaring juga dengan kelompok masyarakat sipil dengan isu isu utama perlindungan HAM, keadilan Papua, dan hak atas tanah.
Menurut Ridlwan, sedikitnya ada tujuh tuntutan kelompok karakter pertama ini yang sudah beredar, salah satunya menghentikan pembahasan semua RUU yang sejumlah pasalnya bermasalah. (ant)