Menikmati Kearifan Lokal di Desa Wisata Tajur, Purwakarta

- Editor

Kamis, 21 November 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Desa Wisata Tajur, Purwakarta.* ist.

Desa Wisata Tajur, Purwakarta.* ist.

MENIKMATI kehidupan pedesaan yang alami dan jauh dari hiruk-pikuk kesibukan kota, saat ini telah menjadi alternatif aktivitas wisata bagi para wisatawan. Banyak pilihan objek wisata yang mengusung konsep “village living” yang menjadi daya tarik untuk melepas stres.

Salah satunya adalah Desa Wisata Tajur, kini jadi tujuan destinasi wisatawan pendatang maupun dari sekitar wilayah Purwakarta. Membawa nuansa kearifan lokal, edutainment, dan berbalutkan kebudayaan, kawasan ini diisi tatanan rumah penduduk berbentuk rumah panggung khas adat Sunda, yaitu ‘Julang Ngapak’.

Berikut ini tiga daya tarik wisata yang sulit untuk dilewatkan di Desa Wisata Tajur

  1. Tinggal di Rumah Adat

Daya tarik paling banyak diminati yang ditawarkan Desa Wisata Tajur adalah tinggal di rumah adat. Tidak perlu bingung jika hendak beristirahat, karena tersedia kurang lebih 42 rumah yang dapat dijadikan tempat homestay. Setiap rumah memiliki dua kamar rata-rata berukuran 2×3, muat untuk satu sampai dua orang.

Selama menginap di dalam homestay, pengunjung akan merasakan pelayanan istimewa dan disambut ramah oleh si pemilik rumah. Pelayanan yang dimaksud, misalnya pemilik rumah akan menyuguhkan hidangan tradisional (pedesaan) yang terbilang sederhana. Nah, soal harga, homestay di sini sekitar Rp200.000-Rp300.000 sudah termasuk konsumsi. Apakah kamu mau mencoba pengalaman bermalam di homestay sini?

  1. Menyaksikan Tradisi Ngencleng dan Tutunggulan
idntimes.com

Indonesia tidak terlepas dari kekayaan budayanya yang melimpah. Masyarakat Kampung Tajur memiliki sebuah tradisi atau kebiasaan unik yang sampai saat ini masih dilakukan, yaitu Tradisi Ngencleng yang masih dijaga. Ngencleng adalah suatu tradisi, ketika setiap warga meletakkan sebuah bambu yang berisi beras di depan pintu rumah mereka masing-masing. Tradisi Ngencleng ini dilakukan oleh masyarakat untuk mengantisipasi bencana kelaparan apabila kampung mereka tertimpa musibah seperti gagal panen ataupun hasil panen kurang baik.
Biasanya batang bambu berisi beras yang berukuran 10 cm itu akan diambil oleh petugas keamanan pada malam hari, lalu mengumpulkan dan menyimpan beras-beras tersebut di balai desa. Simpanan beras-beras tersebut akan dipergunakan jika panen gagal dengan membagikannya secara merata kepada setiap penduduk atau dijual kembali ke pasar dan hasil penjualannya untuk menutupi kebutuhan kampong, seperti pembuatan pagar dan perbaikan jalan.
Kegiatan yang sudah dilakukan secara turun-temurun di daerah ini, selain Ngencleng adalah Tutunggulan. Tutunggulan merupakan suatu kegiatan tradisional menumbuk padi dalam suatu tempat yang bisa menghasilkan bunyi-bunyian. Tutunggungan atau kegiatan menumbuk padi ini tidak setiap hari dilakukan, hanya pada acara-acara khusus, seperti penyambutan tamu, hajatan/syukuran, peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Tradisi ini mewarnai ekowisata Kampung Tajur yang tidak hanya mengandung nilai estetika, melainkan juga ketertiban dan gotong-royong. Kearifan lokal yang masih terjaga ini tetap dilestarikan warga sekitar, biasanya dimainkan ibu-ibu yang sudah lanjut usia.

  1. Mengikuti Rutinitas Penduduk Sekitar
dowisata.com

Setelah bermalam di Rumah Desa, kita akan diajak untuk mengikuti rutinitas penduduk sekitar yang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani dan peternak. Dengan demikian, ekowisata di Kampung Tajur ini menjadi sarana edukasi juga bagi pengunjung perkotaan. Kita akan diberikan pengalaman dalam hal pengetahuan bercocok tanam, membajak sawah, berkebun, dan beternak.

Selain kegiatan yang dilakukan di sawah, pengunjung diajak belajar membuat kerajinan (anyaman) berbahan dasar dari bambu, membuat gula aren, camilan, dan jenis penganan lainnya. Menyenangkan bukan, berwisata sambil belajar?

Pengalaman-pengalaman tersebut, tentu jarang dijumpai di pusat kota. Mari kunjungi Desa Wisata Tajur yang berada di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Bojong, Purwakarta. ** (ADV)

Berita Terkait

Taman Batu Purwakarta Tempat Healing Nuansa Alam di Kaki Gunung Burangrang
Situ Buleud Masih Ramai Dikunjungi Warga untuk Olahraga
Pemkab Bandung Barat Siap Bangun Miniatur Ka’bah di Pusat Perkantoran
Hardiknas 2022 dan Pendidikan Sebagai Sektor Pelayanan Dasar
Wujudkan Purwakarta Istimewa, Pemkab Kolaborasikan TMMD dan Gempungan
Menuju Universal Health Coverage, Pemkab Purwakarta Permudah Akses Pelayanan Kesehatan
Tingkatkan Kapasitas Kepemimpinan Perempuan di Era Digital
Bendung Lonjakan Kasus Covid-19, Bupati Purwakarta Ikuti Arahan Presiden

Berita Terkait

Sabtu, 20 April 2024 - 09:17 WIB

Taman Batu Purwakarta Tempat Healing Nuansa Alam di Kaki Gunung Burangrang

Rabu, 27 Maret 2024 - 09:20 WIB

Situ Buleud Masih Ramai Dikunjungi Warga untuk Olahraga

Kamis, 26 Oktober 2023 - 10:54 WIB

Pemkab Bandung Barat Siap Bangun Miniatur Ka’bah di Pusat Perkantoran

Minggu, 15 Mei 2022 - 11:32 WIB

Hardiknas 2022 dan Pendidikan Sebagai Sektor Pelayanan Dasar

Minggu, 15 Mei 2022 - 10:31 WIB

Wujudkan Purwakarta Istimewa, Pemkab Kolaborasikan TMMD dan Gempungan

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB