BANDUNG, bipol.co – Seperti diketahui, Universitas Widyatama mempunyai Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO). AMTO adalah organisasi atau lembaga yang memiliki kemampuan untuk menyiapkan personil perawatan pesawat yang diakui oleh DKPPU (Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara), Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan RI. AMTO sendiri diatur pada PKPS (Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil) atau Certification or Renewal or Amendment and Surveillance of a CASR part 147.
Dalam kaitan kepentingan pengembangan AMTO, khususnya di lingkup Univesitas Widyatama, belum lama ini Rektor Universitas Widyatama, Bandung, Prof. H. Obsatar Sinaga, melakukan pertemuan dengan Chief Executive Officer (CEO) Group Air Asia, Tony Fernandes, di Kantor Pusat AirAsia, Sepang, Kuala Lumpur, Malaysia.
Diakui Prof, Obi –sapaan akrabnya–, pertemuan dirinya dengan Tony Fernandes adalah untuk membicarakan kemungkinan kerja sama kedua belah pihak.
“Dalam waktu dekat Tony berjanji akan mengunjungi Bandung dan ke Widyatama untuk melihat langsung dari dekat potensi yang bisa dijadikan source untuk kelanjutan kerja sama,” jelas Prof. Obi saat dihubungi bipol.co via telephone seluler, Sabtu (7/12/2019) malam.
Dikemukakan Prof. Obi pula, berbagai kemungkinan bisa dikerjasamakan antara Widyatama dengan Air Asia. Selain posibilitas magang bagi mahasisa Widyatama, juga bisa kerja sama awak perawat pesawat terbang Air Asia.
Air Asia yang berpusat di Bandara Internasional Kuala Lumpur, adalah maskapai swasta terbesar di Malaysia. Dengan jaringan rute di Indonesia, Arab Saudi, Jepang, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam serta rute carter menuju Cina dan Hong Kong.
Soal begitu terbukanya CEO Group Air Asia untuk melakukan kerja sama dengan Widyatama, Prof. Obi mengakui semua tentunya butuh proses dan kepercayaan.
“Alhamdulillah berkat nama baik Universitas Widyatama, juga jalinan kerja sama yang telah saya lakukan dengan beberapa negara, membentuk trust pada banyak pihak. Termasuk dengan Air Asia, modal utamanya adalah telah terbentuknya kepercayaan itu,” tutup Prof. Obi.*
Editor: Hariyawan