JAKARTA, bipol.co – Wabah virus corona baru di China dilaporkan sudah mencapai 800 kasus lebih dan memakan 26 korban jiwa. Pemerintah setempat memberlakukan karantina massal pada 41 juta penduduk yang tersebut di 13 kota.
Kemunculan virus corona baru yang diberi nama 2019-nCoV ini pertama kali terdeteksi pada akhir Desember 2019 di kota Wuhan. Sejak saat itu virus terus menyebar, bahkan kasusnya kini telah dikonfirmasi muncul di beberapa negara.
China memang diketahui beberapa kali menjadi daerah tempat kemunculan berbagai virus baru penyebab penyakit. Contohnya saja virus flu burung, virus severe acute respiratory syndrome (SARS), dan yang terbaru 2019-nCoV.
Mengapa sepertinya China menjadi ‘hot spot’ virus baru? Vaksinolog lulusan University of Siena, dr. Dirga Sakti Rambe, MSc., SpPD., menjelaskan kemungkinan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
“Penyakit-penyakit ini berasal dari binatang yang ditransmisikan ke manusia disebut zoonotic disease,” kata dr. Dirga, sebagaimana bipol.co kutip dari detikcom.
“Di China banyak sekali model interaksi antara manusia dengan hewan yang tidak aman. Contohnya kalau kita ke China, pasar binatangnya, itu kan bebas sekali campur segala macam hewan hidup mati diperjualbelikan. Tidak bersih. Sangat gampang tertular,” lanjut pria yang sehari-hari praktik di OMNI Hospitals Pulomas ini.
China juga memiliki populasi penduduk tinggi. Artinya, ketika virus dari hewan bermutasi bisa menjangkit manusia, penyakit akan mudah menular karena populasi penduduk yang padat dan mobilitas tinggi.
“Itu bisa menjelaskan kenapa kok banyak (penyakit, Red.) yang dari China,” pungkas dr Dirga.*
Editor: Hariyawan