SUKABUMI, bipol.co – Kelangkaan masker di beberapa apotek Kota Sukabumi terjadi sejak Januari 2020, kini masker semakin diburu oleh masyarakat yang datang setiap hari ke apotek-apotek antisipasi mencegah tertularnya Covid-19. Seperti halnya yang dialami oleh pemilik Apotek Pananjung, di Jalan Rumah Sakit Syamsudin Belakang nomor 2, Yopi Hidayaturrohman, yang setiap hari hampir ratusan orang mencari masker.
“Langka sejak Januari lalu, sampai petugas saya bosan menjawab masker kosong. Makanya kami membuat tulisan masker kosong, biar pembeli tahu,” kata Yopi ketika dihubungi wartawan via telepon seluler, Selasa sore (17/3/2020).
Kini masker biasa dijual harga Rp300-350 ribu/boks isi 50 buah, terhitung Januari 2020, apotek miliknya sudah tidak mendapatkan kiriman dari pedagang besar farmasi (PBF). Sebelumnya Yopi sudah curiga saat masih menerima kiriman ada kenaikan harga, dan dirinya curiga bakal ada kelangkaan barang. Untuk itu, Yopi tidak mau ambil risiko, ketika tidak dikirim barang dari supplier biasa, dirinya tidak mau menerima barang dari siapa pun.
“Walau pembeli ngotot mau beli biar harganya mahal, tetap saya tidak mau jualan dan ambil risiko. Mereka tetap beli masker walau mahal karena butuh,”terang Yopi.
Jalur distribusi sendiri dari pabrik masker disalurkan melalui PBF yang disalurkan kembali ke apotek dan sarana kesehatan lain. Ketika PBF masker kosong, Yopi tidak tertarik untuk belanja ke tempat lain, curiga ada sebagain orang yang memanfaatkan situasi jualan di online pada kenyataannya barang juga sama kosong, sedangkan uang sudah masuk ke mereka.
“Pada intinya, saya ikut jalur distribusi yang jelas dan resmi. Kalau memang tidak ada dari sananya, buat apa kita maksain jualan,” ucapnya.
Yopi sendiri apabila ada masker ingin membantu masyarakat yang datang ke tempatnya dengan menggratiskan, sebagai upaya membantu mencegah penularan Virus Corona.**
Reporter: Firdaus | Editor: Hariyawan