Kasus Meninggal Akibat COVID-19 Karena Faktor Risiko

- Editor

Kamis, 9 April 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dokter paru senior Rumah Sakit Persahabatan dr. Andika Chandra Putra  (net)

Dokter paru senior Rumah Sakit Persahabatan dr. Andika Chandra Putra (net)

JAKARTA.bipol.co- Dokter paru senior Rumah Sakit Persahabatan dr. Andika Chandra Putra mengatakan kasus meninggal pada pasien yang terpapar penyakit COVID-19 pada umumnya disebabkan oleh adanya faktor risiko.

“Sejauh ini kebanyakan yang ada (penyakit) penyerta,” katanya melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan dirinya belum mengetahui secara pasti apakah seorang pasien meninggal akibat paparan virus SARS-COV-2, penyebab penyakit COVID-19, dengan tipe yang ganas atau ringan karena belum ada pemeriksaan lebih detail terhadap kemungkinan itu.

Namun, ia menekankan bahwa kasus meninggal akibat COVID-19 di Rumah Sakit Persahabatan sejauh ini pada umumnya disebabkan oleh faktor risiko yang menyertai pasien.

Beberapa faktor risiko tersebut antara lain seperti usia lanjut di atas 50 tahun dan karena penyakit penyerta yang sudah ada lebih awal sebelum pasien terinfeksi COVID-19.

Faktor risiko tersebut, kata dia, memperbesar risiko dan mempersulit pengobatan yang sejauh ini dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh.

“Jadi yang meninggal ini umumnya orang-orang yang memiliki faktor risiko seperti orang tua di atas 50 tahun atau punya penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, asma, sehingga menyulitkan (pengobatan) dan membuat risikonya semakin besar,” katanya.

“Memang di Persahabatan ada juga yang meninggal di usia 34 tahun, tapi itu karena dia punya penyakit penyerta,” kata dia lebih lanjut.

Pada pasien yang tidak memiliki faktor risiko, mereka sebagian besar dapat pulih seperti sedia kala karena memiliki daya tahan tubuh yang kuat sebagai kunci pemulihannya.

Namun, dia tidak menutup kemungkinan bahwa pasien COVID-19 yang tidak memiliki faktor risiko dapat meninggal karena kemungkinan terpapar virus SARS-CoV-2 dari tipe yang ganas.

“Jadi ada (kemungkinan itu). Secara kimialogi memang umumnya SARS-CoV-2 ini 80 persen akan sembuh. Nah, kurang lebih 5 sampai 15 persen masuk ke kondisi berat dan kurang lebih 5 persen meninggal,” katanya.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada seluruh kalangan dan kelompok masyarakat untuk tetap berhati-hati dan menaati seruan pemerintah untuk menjaga jarak dan sebisa mungkin tidak ke luar rumah guna menghindari paparan COVID-19.   (net)

Editor     Deden .GP

Berita Terkait

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang
Zuckerberg Ungkap 2030 Dunia Berubah Total, Kacamata Pintar Diprediksi Gantikan Fungsi HP
Sierra Oktriasa dan Alden Hugo jadi Mojang Jajaka Pinilih Kota Cimahi 2024
Ini 5 Kebiasaan Orang Sukses Menurut Pengakuan Grace Tahir

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Minggu, 10 November 2024 - 17:25 WIB

Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan

Senin, 4 November 2024 - 09:18 WIB

Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!

Minggu, 3 November 2024 - 11:43 WIB

Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik

Senin, 28 Oktober 2024 - 14:24 WIB

Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang

Berita Terbaru

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid Konferensi Pers di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).

NASIONAL

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:54 WIB