Dampak Pandemi Covid-19, Harga Ikan Asin Melorot dan Sepi Pembeli

- Editor

Rabu, 29 April 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kios ikan Asin Jajat di Pasar Stasiun Timur, Sukabumi, sepi pembeli sejak masa pandemi Covid-19.* firdaus

Kios ikan Asin Jajat di Pasar Stasiun Timur, Sukabumi, sepi pembeli sejak masa pandemi Covid-19.* firdaus

SUKABUMI, bipol.co – Stok ikan asin di beberapa pasar tradisional melimpah dan mengalami penurunan harga. Harga hampir semua jenis ikan asin anjlok kira-kira 20 hingga 30 persen dari harga pada masa normal sebelum terjadi wabah Covid-19. Di sisi lain, jenis pangan hasil tangkapan itu sepi peminat.

Akibat penurunan harga tersebut, omset para pedagang ikan asin merosot cukup tajam. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah karena di tengah pandemi Covid-19 semua pedagang mengalami kesulitan yang sama yakni penurunan omset usaha.

“Sejak terjadi wabah Virus Corona, omset usaha kami berkurang. Para pelanggan juga banyak yang tidak berkunjung ke kios kami karena mereka lebih memilih diam di rumah sesuai anjuran pemerintah,” kata Jajat salah seorang pedagang ikan asin di Pasar Stasiun Timur Sukabumi ketika ditemui wartawan, Rabu (29/4/2020).

Namun, ujar Jajat,  untuk jenis-jenis ikan tertentu, harganya relatif stabil. Menjelang dan selama awal bulan Ramadhan, para pelanggan Jajat memburu jenis ikan  cumi sotong, gabus,  dan teri nasi. Kalaupun turun, harga ketiga jenis ikan tersebut tetap tergolong tinggi karena langka dan banyak peminat.

“Ketiga macam jenis ikan asin itu yang paling diburu oleh pelanggan dan para pengunjung pasar. Satu lagi yang agak langka adalah ikan asin sepat. Harganya pun agak tinggi,” jelas Jajat.

Ikan jenis cumi sotong dijual Jajat dengan harga Rp110 ribu, sedangkan teri nasi dilepas pada harga Rp80 ribu.  Untuk ikan asin sepat, harganya bervariasi bergantung ukuran. Ikan asin sepat ukuran S dijual Rp100 ribu, ukuran M Rp120 ribu, dan ukuran L dan XL Rp150 ribu. Semua harga itu dalam satuan perkilogram.

Menghadapi kemungkinan Kota Sukabumi memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), Jajat hanya bisa pasrah dan terima nasib. Ketika PSBB diberlakukan, tingkat kunjungan ke pasar tradisional bisa dipastikan akan mengalami penurunan yang sangat drastis.** Reporter: Firdaus | Editor: Hariyawan

 

Berita Terkait

Kang DS Sebut Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih Akan Ditanggung APBD 
Panen Raya Serentak Bersama Presiden, Bupati Bandung Sampaikan Program Pro Petani
Bazar Ramadhan 1446 H dan Launching OPM 2025, Bupati Bandung Optimis Inflasi Stabil
Harganya Sangat Fantastis! ‘Daun Surga’ Asal RI Ini Jadi Komoditas Menjajikan di Pasar Internasional
Apresiasi bagi Nasabah Perorangan, Bank bjb Luncurkan “bjb Super Lucky” 
Kado untuk Warga di 8 Kecamatan, Kang DS dan Wamen PU Groundbreaking Proyek SPAM Ciparay 
Dukung Energi Bersih, BRI Peduli Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
Kejar Target, Bapenda Kabupaten Bandung Pasang Spanduk Peringatan di Tempat Usaha Nakal

Berita Terkait

Rabu, 9 April 2025 - 12:05 WIB

Kang DS Sebut Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih Akan Ditanggung APBD 

Senin, 7 April 2025 - 15:10 WIB

Panen Raya Serentak Bersama Presiden, Bupati Bandung Sampaikan Program Pro Petani

Senin, 17 Maret 2025 - 16:41 WIB

Bazar Ramadhan 1446 H dan Launching OPM 2025, Bupati Bandung Optimis Inflasi Stabil

Minggu, 9 Maret 2025 - 11:35 WIB

Harganya Sangat Fantastis! ‘Daun Surga’ Asal RI Ini Jadi Komoditas Menjajikan di Pasar Internasional

Kamis, 20 Februari 2025 - 16:08 WIB

Apresiasi bagi Nasabah Perorangan, Bank bjb Luncurkan “bjb Super Lucky” 

Berita Terbaru