JAKARTA.bipol.co- Presiden Jokowi mengatakan, 215 Negara di Dunia terkena dampak Covid-19. Tak terkecuali Indonesia. Menurut dia, salah satu yang paling dirasakan adalah melambatkan pertumbuhan ekonomi.
“Sebanyak 215 negara, tanpa terkecuali, sedang menghadapi masa sulit diterpa pandemi Covid-19. Semua negara, negara berkembang, termasuk negara maju, semuanya sedang mengalami kemunduran karena terpapar Covid-19. Krisis perekonomian dunia juga terparah dalam sejarah,” kata Jokowi di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Jumat (14/8/2020).
Jokowi membeberkan analisis perekonomian Indonesia. Di kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi masih plus 2,97%, tapi di kuartal kedua minus 5,32%.
Menurut Jokowi, Indonesia nyaris senasib dengan negara-negara maju lain.
“Ekonomi negara-negara maju bahkan minus belasan persen, sampai minus 17 persen,” ujar dia.
Jokowi menyambut hangat seruan moral penuh kearifan dari para ulama, para pemuka agama, dan tokoh-tokoh budaya agar menjadikan momentum musibah pandemi ini sebagai sebuah kebangkitan baru melakukan lompatan besar.
“Inilah saatnya kita membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar. Strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan,” ucao dia.
“Saatnya bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar,” ucap Jokowi.
“Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara Upper Middle Income Country. 25 tahun lagi, pada usia seabad
Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia Negara Maju,” tandas dia.
Jokowi melihat situasi ini sebagai peluang dan momentum bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalan.
Ibarat komputer, perekonomian semua negara saat ini sedang macet, sedang hang. Semua negara harus menjalani proses mati komputer sesaat, harus melakukan re-start, harus melakukan re-booting.
“Semua negara mempunyai kesempatan men-setting ulang semua sistemnya,” ucap dia. [net]
Editor: Fajar Maritim