JAKARTA.bipol.co – Di era pandemi COVID-19, hand sanitizer atau cairan pembersih tangan sudah menjadi barang yang wajib dimiliki terutama saat ke luar rumah. Tetapi, pakar kesehatan mengingatkan, jika terlalu sering menggunakannya bisa berdampak buruk untuk Anda.
Pertama, cairan ini mungkin bisa membuat Anda lebih rentan terkena diare. Mikrobioma yakni ekosistem mikroorganisme termasuk bakteri, jamur, dan virus yang hidup di usus, mulut, hidung, dan kulit dan memainkan peran menjaga Anda tetap sehat, mencegah infeksi dan menangkal bakteri berbahaya bisa dihalau cairan pembersih tangan.
“Ketika Anda membunuh koloni bakteri baik di tangan Anda, itu juga menghancurkan mikrobioma usus Anda, yang memakan bakteri di kulit Anda,” kata profesor bidang alergi dan imunologi di Rush University, Mahboobeh Mahdavinia seperti dikutip dari Livestrong pada Jumat (21/8).
“Mengubah mikrobioma Anda dengan cara ini melemahkan sistem kekebalan Anda,” imbuh dia.
Seiring waktu, hal ini dapat membuat Anda rentan terhadap bakteri yang dapat mengiritasi saluran pencernaan dan menyebabkan masalah perut.
Di sisi lain, cairan pembersih tangan gagal memusnahkan patogen penyebab diare Clostridium difficile (C. diff), norovirus dan Cryptosporidian, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Cairan ini juga tidak bisa berbuat banyak saat tangan Anda sangat kotor atau berminyak, juga tidak dapat menghilangkan bahan kimia berbahaya, seperti pestisida.
“Saya merekomendasikan penggunaan pembersih tangan hanya di rumah sakit atau pengaturan klinis, atau upaya jaga kebersihan di antara mencuci tangan,” ujar Internis di Summit Medical Group di Berkeley Heights, New Jersey, Soma Mandal.
Hal lain yang perlu Anda pertimbangkan unntuk menggunakan hand sanitizer sepanjang waktu, risiko tangan menjadi kering.
“Alkohol menghilangkan kelembapan kulit Anda, dan dengan penggunaan yang konsisten dapat menyebabkan kulit kering pecah-pecah dan bahkan eksim terutama pada anak-anak, karena kulit mereka sangat sensitif,” kata Mahdavinia.
Alkohol bisa menyebabkan iritasi, dan membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi.
Untuk mengatasinya, oleskan pelembap setelah menggunakan pembersih tangan untuk menjaga hidrasi di dalam kulit Anda. Mahdavinia merekomendasikan produk hipoalergenik untuk menciptakan lapisan pelindung yang kokoh pada kulit, seperti Cetaphil, Eucerin atau Vaseline.
Kemudian, khusus untuk bayi, ada risiko hand sanitizer bisa menganggu perkembangan sistem imunnya.
Sebuah teori ilmiah populer yang disebut “hipotesis kebersihan” menyatakan, paparan patogen dan bakteri sangat penting untuk membantu bayi membangun kekebalan yang kuat dan berfungsi dengan baik.
Dalam lingkungan yang terlalu bersih, bayi tidak akan mendapatkan paparan kuman yang diperlukan untuk mendidik sistem kekebalan sehingga merespons terhadap organisme menular.
Tetapi, ini hanya hipotesis yang masih diperdebatkan, menurut Cleveland Clinic. Anda harus tetap menjaga kebiasaan menjaga kebersihan.
“Anda perlu membersihkan tangan Anda sebelum memegang bayi Anda, yakni mencuci tangan Anda menggunakan air dan sabun daripada menggunakan pembersih tangan,” kata Mahdavinia.
Mikrobioma bayi masih terbentuk, jadi menyentuhnya saat ada alkohol atau residu di tangan Anda, justru akan membunuh kuman baik di kulit sang bayi. (net)
Editor Deden .GP