BANDUNG.bipol.co – Menghadapi pandemi covid-19, cabang olahraga (cabor) renang Jawa Barat selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat, utamanya saat berlatih guna menghadapi PON Papua Oktober tahun depan.
‘Bila dikaitkan dengan pandemi covid-19 yang belum berakhir, kami cabor renang tentu selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat, baik itu masuk kolam, saat berlatih maupun setelah selesai berlatih. Begitu pula di pengcab kota/kabupaten di Jabar, cabor renang melakukan hal yang sama dengan protokol kesehatan yang dilakukan di GOR renang Pajajaran, sebagai tempat sentralisasi,” ujar Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Jawa Barat, Ir. Verdia Yosef, Selasa (13/10).
Yang penting, tutur Yosef, disiplin saat berlatih maupun diluar jam berlatih harus tetap jadi acuan utama. “Kalau niatnya latihan, latihanlah dengan serius, tong kamana-mana. Disiplin dan bersabar saja selama setahun ini,”ujarnya.
Dari 650 atlet Jabar yang menjalani rapid test , sebanyak 62 menunjukkan gejala reaktif. Selanjutnya dari 62 yang reaktif itu menjalani swab test, hasilnya 58 negatif. “Dari yang menjukkan gejala reaktif itu disebabkan karena mereka berlatih di rumah, Mereka agak kurang terkontrol. Karena bisa saja mereka naik angkot atau ojeg yang bersentuhan langsung dengan orang lain, Ini yang bahaya,” tutur Yosef.
Disinggung ihwal gebrakan yang bakal dilakukan sehubungan posisinya sebagai Ketua Umum Pengprov PRSI Jabar, Yosef mengatakan punya mimpi besar dalam 10 tahun kedepan, yakni ingin membawa cabang aquatic Jabar berprestasi di level dunia.
“Dimasa kepengurusan saya, saya tak mau segala sesuatunya berjalan standar. Artinya harus ada gebrakan. Kebetulan saya didukung oleh kepengurusan yang solid dan kuat. Contoh misalnya ada ketua harian Farhan dan yang lainnya. Jadi di tahun 2030, prestasi aquatic Jabar harus menembus level dunia,” tegas Yosef.
Yosef berharap 27 pengcab PRSI dikota/kabupaten bisa mendukung tekad besar ini. “Ketika di group WA 27 pengcab saya sosialisasikan hal ini, mereka menyambut antusias. Saya mensosialisasikan dengan kata-kata “Ayo Berjuang Terus” untuk 2030, alhamdulilah mereka sangat termotivasi dalam wujud berlatih lebih keras,” kata Yosef.
Selain group WA 27 pengcab, Yosefpun membentuk group WA Jurug Cai yang beranggotan ratusan mantan atlet. Merekapun antusias mendukung program Yosef berupa pretasi dunia di tahun 2030. Akhirnya Yosef mengambil kesimpulan bahwa komunikasi dengan tingkat bawah mutlak harus dilakukan untuk mendukung program yang dicanangkan.
Editor Deden .GP