Purwakarta Gelar “Mitembeyan” Tanam Pohon Lame

- Editor

Jumat, 27 November 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika melakukan “mitembeyan” (memulai) penanaman pohon, tepatnya di Jalan Purnawarman. (Istimewa/bipol.co)

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika melakukan “mitembeyan” (memulai) penanaman pohon, tepatnya di Jalan Purnawarman. (Istimewa/bipol.co)

PURWAKARTA.bipol.co – Hari Pohon Sedunia atau World Tree Day jatuh tanggal 21 November setiap tahunnya. Tujuan diadakannya Hari Pohon Sedunia adalah untuk mengingat dan menghormati jasa dari J Sterling Morton, seorang pencinta alam dari Amerika Serikat.

Morton begitu gigih dalam mengampanyekan gerakan menanam pohon dan sikapnya ini tentu punya alasan, karena setiap makhluk hidup yang ada di bumi membutuhkan kontribusi pohon untuk bisa hidup.

Fungsi pohon untuk planet ini berkisar dari penyimpanan karbon dan konservasi tanah hingga regulasi siklus air. Pohon menyokong sistem makanan alam dan manusia dan menyediakan rumah bagi spesies yang tak terhitung jumlahnya, termasuk kita melalui bahan bangunan.

Namun, kita sering memperlakukan pohon sebagai sesuatu yang dapat dibuang atau sebagai sesuatu yang harus dipanen untuk keuntungan ekonomi atau sebagai ketidaknyamanan dalam hal pembangunan manusia.

Perlu diketahui, manusia tidak bisa bertahan hidup tanpa oksigen. Dan penghasil oksigen itu adalah pohon. Pohon bisa mengolah makanannya sendiri, berbeda dengan manusia yang menggantungkan hidupnya dari hewan dan tumbuhan. Oleh sebab itu, agar kelangsungan hidup manusia di masa depan lebih terjamin disarankan untuk selalu melakukan penghijauan, terutama di kota-kota besar.

Karena, penghijauan sangat diperlukan untuk bumi ini, diantaranya memerangi pemanasan global, mencegah bencana alam dan melindungi tempat hidup makhluk hidup di dunia. Oleh karenanya, pohon dianggap menjadi sumber kehidupan bagi manusia dan berperan sangat penting untuk alam.

Dalam memperingati Hari Pohon, masyarakat Purwakarta yang dipimpin Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika melakukan “mitembeyan” (memulai) penanaman pohon, tepatnya di Jalan Purnawarman, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Mitembyan dilaksanakan selama beberapa hari, mulai Jumat, 6 November 2020 hingga memasuki hari puncak, yaitu Hari Pohon Sedunia pada Sabtu, 21 November 2020.

“Kami memulai menanam pohon di Purnawarman. Pohon yang kami tanam itu jenis lame yang telah berukuran 3 meter. Harini (Jumat) kami menanam 30 pohon lame. Insyaallah akan terus dilakukan sampai nanti puncaknya 21 November mendatang,” kata Ambu Anne.

Penanaman pohon ini diikuti hampir seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) usai melaksanakan olahraga rutin setiap Jumat. Para pejabat Pemkab Purwakarta pun kemudian bersama-sama menanam pohon jenis lame. Menurut Anne, kini Pohon Lame sudah sangatlah langka dan memang ciri khas pohon yang ada di Jawa Barat.

“Pohon Lame ini langka dan memang pohon khas di Jabar, jadi kami ingin lestarikan. Pohon ini juga miliki estetika serta manfaat untuk industri kreatif dan kerajinan,” katanya.

Pohon Lame atau pohon Pulai adalah nama pohon dengan nama botani Alstonia scholaris. Pohon ini dari jenis tanaman keras yang hidup di Pulau Jawa dan Sumatra. Pohon ini dikenal juga dengan beberapa nama lokal, diantaranya ; Pule, Kayu Gabus, Lamo dan Jelutung.

Kualitas kayunya tidak terlalu keras dan kurang disukai untuk bahan bangunan karena kayunya mudah melengkung jika lembap, tetapi banyak digunakan untuk membuat perkakas rumah tangga dari kayu dan ukiran serta patung.

Pohon ini banyak digunakan untuk penghijauan karena daunnya hijau mengkilat, rimbun dan melebar ke samping sehingga memberikan kesejukan. Kulitnya digunakan untuk bahan baku obat, berkhasiat untuk mengobati penyakit radang tenggorokan dan lain-lain.

Untuk lokasi penanaman pohon sampai 28 November nanti, Anne Ratna menyebut akan berbeda-beda termasuk nanti akan dilakukan pula penanaman di sepanjang aliran Sungai Ciherang, aliran Sungai Cilamaya, hingga aliran Sungai Pondoksalam.

“Kami memulai di sini (Purnawarman) karena nanti di sekitar sini kami ingin menata taman, ada pembangunan GOR, sehingga perlu menata dari sekarang. Intinya, di sini nanti akan menjadi pusat dari sport center,” kata Ambu Anne. [DR/ADV]

Berita Terkait

Taman Batu Purwakarta Tempat Healing Nuansa Alam di Kaki Gunung Burangrang
Situ Buleud Masih Ramai Dikunjungi Warga untuk Olahraga
Pemkab Bandung Barat Siap Bangun Miniatur Ka’bah di Pusat Perkantoran
Hardiknas 2022 dan Pendidikan Sebagai Sektor Pelayanan Dasar
Wujudkan Purwakarta Istimewa, Pemkab Kolaborasikan TMMD dan Gempungan
Menuju Universal Health Coverage, Pemkab Purwakarta Permudah Akses Pelayanan Kesehatan
Tingkatkan Kapasitas Kepemimpinan Perempuan di Era Digital
Bendung Lonjakan Kasus Covid-19, Bupati Purwakarta Ikuti Arahan Presiden

Berita Terkait

Sabtu, 20 April 2024 - 09:17 WIB

Taman Batu Purwakarta Tempat Healing Nuansa Alam di Kaki Gunung Burangrang

Rabu, 27 Maret 2024 - 09:20 WIB

Situ Buleud Masih Ramai Dikunjungi Warga untuk Olahraga

Kamis, 26 Oktober 2023 - 10:54 WIB

Pemkab Bandung Barat Siap Bangun Miniatur Ka’bah di Pusat Perkantoran

Minggu, 15 Mei 2022 - 11:32 WIB

Hardiknas 2022 dan Pendidikan Sebagai Sektor Pelayanan Dasar

Minggu, 15 Mei 2022 - 10:31 WIB

Wujudkan Purwakarta Istimewa, Pemkab Kolaborasikan TMMD dan Gempungan

Berita Terbaru

INTERNASIONAL

Gempa Dahsyat di Myanmar,  Korban Tewas Mencapai 1.600 orang

Senin, 31 Mar 2025 - 14:39 WIB