BIPOL.CO, BANDUNG BARAT – Pemkab Bandung Barat berkomitmen untuk terus melakukan percepatan penurunan stunting di wilayahnya. Bahkan pada tahun 2022 lalu, prevalensi stunting Kabupaten Bandung Barat menurun 2,3 persen.
Untuk diketahui berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2013 dan 2014 serta Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2019 sampai dengan 2022, tren penurunan stunting di Kabupaten Bandung Barat sebagai berikut 2013 (52,55%), 2014 (36,69%), 2019 (30,80%), 2021 (29,60%) dan 2022 (27,30%).
Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan mengatakan, sejumlah upaya terus dilakukan agar angka kasus stunting di Kabupaten Bandung Barat terus menurun bahkan nol kasus baru pada tahun 2024 mendatang.
“Kita melakukan pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) baik tingkat kabupaten, kecamatan bahkan desa,” katanya di Pemkab Bandung Barat.
Ia menambahkan, Pemkab Bandung Barat pun membentuk 3.933 Tim Pendamping Keluarga (TPK) pada tahun 2022 dan sebanyak 4.131 dibentuk pada tahun 2023.
“Kita juga melakukan pembentukan kader pembangunan manusia di seluruh desa yang ada di Kabupaten Bandung Barat,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya pun melakukan penentuan lokasi prioritas percepatan penurunan stunting. Hal tersebut dilakukan agar upaya penurunan stunting tersebut berjalan optimal.
“Kita juga mengoptimalkan kolaborasi penthahelix dalam menangani stunting yakni pemerintah, akademisi,pelaku usaha, masyarakat dan media,” katanya.
Hengky menyebut, untuk mengoptimalkan penanganan stunting di wilayahnya pihaknya pun melakukan penguatan dari sisi anggaran untuk melaksanakan aksi konvergensi stunting. Selain itu, Pemkab Bandung Barat pun membuat prioritas program dalam intervensi sensitif dan intervensi spesifik.
“Kita juga berinovasi dalam pelaksanaan program percepatan penurunan stunting seperti Getol, Mieling, Gelang Risti, Gepprak, Raja Papanting, Ngopling, Geber Ceting dan yang lainnya,” katanya.
Ia menegaskan, upaya percepatan penurunan stunting tersebut sebagai bentuk nyata Pemkab Bandung Barat dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Bandung Barat yang berkualitas.
“Dengan menyiapkan SDM yang unggul sejak dini tentu harapan Bandung Barat Ekonomi Kuat 2030 dapat tercapai karena ditopang oleh SDM yang berkualitas,” tandasnya.*(Bukhori/diskominfotik KBB)