BIPOL.CO, BANDUNG – Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bandung, H Rukmana, menyampaikan soal angka pengangguran di Kabupaten Bandung. Disnaker Kabupaten Bandung telah melakukan berbagai upaya dalam upaya menurunkan angka pengangguran.
Disebutkan, bahwa jumlah pengangguran di Kabupaten Bandung saat ini mengalami penurunan yang signifikan.
“Pada bulan April 2021 pas Bupati dilantik pengangguran mencapai 8,58 persen, pada Desember 2021 berdasarkan data BPS menurun 8,32 persen, tahun 2022 angka pengangguran sebanyak 6,89 persen, dan Desember 2023 menurun kembali menjadi 6,52 persen,” kata Rukmana, saat dihubungi di Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (7/6/2024).
Artinya, tutur dia, jumlah pengangguran menurun secara signifikan ini berkat berbagai program yang dilakukan bupati. “Seperti dengan13 program prioritas bupati, dan tiga hal lagi yakni investasi makin banyak di Kabupaten Bandung–dilihat dari datanya, kondusifitas ketenagakerjaan juga bagus, perizinan juga lancar untuk perusahaan,” kata Rukmana.
Rukmana mengimbau, bagi warga yang belum tersalurkan, agar terus meningkatkan skilnya. “Karena antara proses permintaan dan penawaran itu suka gak balans, sehingga munculnya pengangguran, karena itu kita terus melakukan upaya untuk mengurangi angka pengangguran.l,” ucapnya.
Upaya lin yang dilakukan Pemkab Bandung, tutur Rukmana, yakni dibukanya program pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK).
Rukmana juga menilai, program Bedas berupa bantuan dana bergulir sangat berdampak pada penurunan angka pengangguran. “Karena itu silahkan gunakan pinjaman bantuan dana bergulir tanpa angguna tanpa bunga itu untuk modal usaha, contohnya untuk menjahit silahkan secara berkelompok untuk mengajukan bantuan modal untuk alat jahit,” imbaunya
Selain itu, tutur Rukmana, Pemkab Bandung terus berupaya untuk menurunkan angka pengangguran, seperti dengan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) sesuai kebutuhan pasar. “Yang dilakukan Disnaker upaya untuk mengurangi pengangguran antara lain melalui program balai pelatihan kerja (BLK). BLK tidak dipungut biaya. Saat ini yang sudah mengikuti BLK mencapai 2000 per tahun Harapkan saya 50 persen yang sudah dilatih itu bisa disalurkan untuk bekerja. Bisa bekerja mandiri atau bekerja di perusahaan,” papar Rukmana
“Tapi kalau untuk BLK melalui pihak swasta saya harapkan ada MOU dengan perusahaan agar bisa bekerja,” katanya.
Selain itu Pemkab Bandung juga telah melakukan program pemagangan untuk menyalurkan tenaga kerja ke luar negeri. “Jadi sudah banyak yang sudah kita salurkan untuk bekerja di luar negeri, sehingga angka pengangguran di Kabupaten Bandung terus menurun,” katanya.(Ads)