Didik J Rachbini: Utang Negara Melonjak 3 Kali Lipat di Era Jokowi

- Editor

Senin, 26 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar ilustrasi: Istimewa

Gambar ilustrasi: Istimewa

Beban Bunga Utang 1.600% Lebih Tinggi dari APBD Provinsi Jabar

BIPOL.CO, JAKARTA – Ekonom senior Indef, Didik J Rachbini, menyoroti lonjakan utang negara di era pemerintahan Jokowi selama 10 tahun terakhir. Menurutnya, kebijakan ekonomi yang mengandalkan utang telah mendorong Indonesia ke jurang, memaksa pemerintah untuk terus “mengalir lubang tutup lubang”.

Data menunjukkan, utang negara yang diwariskan pemerintahan SBY pada tahun 2014 mencapai sekitar Rp2.608 triliun. Namun, dalam sepuluh tahun berikutnya (di era Jokowi), jumlah utang melonjak drastis hingga mencapai Rp8.338 triliun, atau meningkat tiga kali lipat.

Yang lebih mengkhawatirkan yang diwariskan pemerintahan SBY pada tahun 2014 mencapai sekitar Rp2.608 triliun. Namun, dalam sepuluh tahun berikutnya (di era Jokowi), jumlahdalah beban bunga utang yang mencapai angka fantastis, yakni Rp497 triliun.

Angka ini jauh lebih besar dari anggaran Kementerian, sektor, maupun provinsi mana pun di Indonesia. Sebagai perbandingan, beban bunga utang ini 1.600% lebih tinggi dari total APBD Provinsi Jawa Barat.

“Beban bunga utang yang besar ini menjadi beban berat bagi negara,” ujar Didik. “Ini juga menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi yang mengandalkan utang tidak berkelanjutan dan berpotensi merugikan rakyat di masa depan.”

Situasi ini diperparah dengan penurunan daya beli masyarakat. Target pertumbuhan ekonomi 5% dinilai tidak cukup untuk memulihkan daya beli yang tergerus. Didik menekankan perlunya reformasi struktural untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, idealnya di atas 5,2% pada tahun 2025. Hal ini penting untuk menciptakan ruang yang lebih besar dalam meningkatkan penerimaan pajak dan mengurangi beban utang negara.

“Jika kita tidak melakukan reformasi struktural, maka kita akan terus terjebak dalam siklus utang yang tidak berkesudahan,” tegas Didik. “Ini akan berdampak buruk bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat.” dilansir dari toprebeur.id.(*)

Berita Terkait

Kemitraan dengan IKM Jabar Didorong Masuk dalam Rantai Pasok Industri Besar
PSSI Kecam Keras Aksi Pemukulan Wasit di PON Aceh: Usut Tuntas dan Sanksi Terberat
Wapres Ma’ruf Amin: Kerja Sama Solid Kunci Sukses Kabinet Indonesia Maju
Terjadi Tiga Kali Hari ini, Terbaru Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Sukabumi Jabar
Dito Ariotedjo Sebut Ada Dugaan Penyelewengan Dana PON XXI Aceh, Bareskrim Segara Usut
Presiden Lantik Saifullah Yusuf sebagai Mensos dan Eddy Hartono sebagai Kepala BNPT
MTQ XXX/2024 NASIONAL, Herman Suryatman: Datang Awal ke Venue Pertandingan Kunci Sukses
Plh. Kepala BKKBN RI Tavip Agus Rayanto: Potret Kependudukan Indonesia Sangat Dinamis

Berita Terkait

Rabu, 18 September 2024 - 12:39 WIB

Kemitraan dengan IKM Jabar Didorong Masuk dalam Rantai Pasok Industri Besar

Senin, 16 September 2024 - 17:43 WIB

PSSI Kecam Keras Aksi Pemukulan Wasit di PON Aceh: Usut Tuntas dan Sanksi Terberat

Senin, 16 September 2024 - 11:33 WIB

Wapres Ma’ruf Amin: Kerja Sama Solid Kunci Sukses Kabinet Indonesia Maju

Minggu, 15 September 2024 - 18:07 WIB

Terjadi Tiga Kali Hari ini, Terbaru Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Sukabumi Jabar

Jumat, 13 September 2024 - 11:14 WIB

Dito Ariotedjo Sebut Ada Dugaan Penyelewengan Dana PON XXI Aceh, Bareskrim Segara Usut

Berita Terbaru