Internet di 150 Negara Lumpuh Akibat Satelit Boeing Meledak

- Editor

Sabtu, 26 Oktober 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Pesawat Antariksa Kapsul Soyuz (AP Photo/NASA TV)

Foto: Pesawat Antariksa Kapsul Soyuz (AP Photo/NASA TV)

BIPOL.CO, JAKARTA – Sebuah satelit komunikasi Boeing dilaporkan meledak. Dampaknya membuat layanan hampir di banyak tempat dunia terputus.

Satelit Intelsat 33e atau IS-33e telah dilaporkan tidak beroperasi sejak Sabtu pekan lalu (19/10/2024). Ternyata pada Senin (21/10/2024) dikonfirmasi satelit tersebut hancur di orbit geostasioner.

Alasan meledaknya satelit belum diketahui. Pihak Intelsat mengatakan tengah mencari tahu penyebab anomali tersebut.

“Kami berkoordinasi dengan produsen satelit, Boeing dan lembaga pemerintah melakukan analisa data dan pengamatan. Sebuah dewan peninjauan kegagalan dibentuk untuk melakukan penyelesaian analisa komprehensif mengenai penyebab anomali,” ujar Intelsat, diikutip dari IFL Science, Jumat (25/10/2024).

Meledaknya satelit disebut menyebabkan hilangnya daya dan layanan internet di beberapa negara yang tersebar di seluruh Eropa, Afrika hingga sebagian Asia-Pasifik. Penyedia satelit Intelsat sendiri menyediakan layanan komunikasi ke berbagai pelanggan di hampir 150 negara.

Sementara itu, CEO ExoAnalytic Solutions, Douglas Hendrix menjelaskan pihaknya telah menemukan sekitar 57 bagian puing yang meledak.

Artikel diterbitkan di The Conversation menuliskan satelit itu memiliki sejarah kesulitan mengenai teknis selama delapan tahun beroperasi. Salah satunya adalah terkait masalah dengan propulsinya.

Sebagai informasi, Intelsat 33e memiliki berat 6.600 kilogram. Satelit yang beroperasi di geostasioner itu meluncur 2016 atau delapan tahun beroperasi sebelum ditemukan meledak.

Meledaknya satelit ini menambah lebih banyak sampah antariksa yang tersebar di sana. Banyaknya satelit yang ada memang meningkatkan risiko, khususnya puing-puing material peluncuran roket dan satelit yang tidak digunakan lagi.

Badan Antariksa Eropa (ESA) melaporkan lebih dari 170 juta keping sampah antariksa berukuran lebih dari 1 milimeter berada di orbit Bumi. Namun sebagian besarnya terlalu kecil untuk dilacak.

Sementara itu 29 ribu keping sampah diperkirakan berukuran sekitar 10 centimeter. Ini juga bisa membuat masalah serius bagi aktivitas di antariksa.

Berita Terkait

Majid, Seorang Fellow Atlas Corps Terinspirasi Keindahan dan Budaya Kampung Halamannya
Longsor Dahsyat di China Kubur Puluhan Orang Hidup-hidup, 30 Orang Dilaporkan Masih Hilang
Pangeran Turki Tak Tinggal Diam, Bersama Pimpinan Negara Lain Kecam Rencana Trump untuk Ambil Alih Jalur Gaza
Radja Nainggolan Ditangkap Polisi, Berikut Profil Eks Pemain Bhayangkara FC Ini
Bawa 64 Penumpang, Pesawat Komersial AS Tabrakan dengan Black Hawk
Menghina Nabi Muhammad Penyanyi Pop Tataloo Dihukum Mati Pengadilan Iran
Kebakaran di LA AS, Ditemukan 24 Korban Tewas Terpanggang, Donald Trump Salahkan Gubernur California
Gagal Lawan Hamas, Israel Habiskan Rp 1.102 Triliun untuk Perang Gaza

Berita Terkait

Rabu, 19 Februari 2025 - 10:47 WIB

Majid, Seorang Fellow Atlas Corps Terinspirasi Keindahan dan Budaya Kampung Halamannya

Senin, 10 Februari 2025 - 10:22 WIB

Longsor Dahsyat di China Kubur Puluhan Orang Hidup-hidup, 30 Orang Dilaporkan Masih Hilang

Kamis, 6 Februari 2025 - 20:35 WIB

Pangeran Turki Tak Tinggal Diam, Bersama Pimpinan Negara Lain Kecam Rencana Trump untuk Ambil Alih Jalur Gaza

Jumat, 31 Januari 2025 - 14:06 WIB

Radja Nainggolan Ditangkap Polisi, Berikut Profil Eks Pemain Bhayangkara FC Ini

Kamis, 30 Januari 2025 - 14:44 WIB

Bawa 64 Penumpang, Pesawat Komersial AS Tabrakan dengan Black Hawk

Berita Terbaru