BIPOL.CO, JAKARTA – Para ilmuwan mendeteksi Bumi berdenyut secara teratur setiap 125 menit sekali atau setiap 2 jam sekali. Denyut tersebut merupakan sinyal radio yang datang dari luar angkasa. Sampai sekarang, asal usul denyut ini masih menjadi misteri.
Selama 10 tahun terakhir, Bumi berdenyut menerima sinyal radio misterius setiap dua jam sekali dari luar angkasa.
Kini para para ilmuwan melacak sinyal tersebut dan menemukan fakta bahwa sinyal berasal dari sumber yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Para peneliti mengatakan kalau denyut tersebut berasaĺ dari sistem bintang ganda yang berisi bintang yang sudah lama mati, demikian dikutip dari Daily Mail, Selasa (18/3/2025).
Dalam sistem ini, bintang katai putih dan bintang katai merah mengorbit satu sama lain dengan jarak yang sangat dekat sehingga medan magnetnya saling bertabrakan dan menghasilkan denyut radio yang panjang.
Karena orbit kedua bintang itu teratur, mereka menghasilkan denyut setiap 125 menit seperti jam kosmik yang sangat panjang.
Para peneliti mengatakan bahwa sistem yang diberi nama ILTJ1101 ini terletak 1.600 tahun cahaya dari Bumi ke arah Bintang Biduk, yang berada di dalam rasi bintang Ursa Major.
Ini pertama kalinya denyut radio panjang yang berulang diamati berasal dari sumber lain selain bintang neutron bermagnet tinggi, yang dikenal sebagai magnetar.
Di masa depan, para peneliti yakin kalau sinyal-sinyal misterius lainnya dari luar angkasa bisa jadi sistem bintang ganda seperti ini.
Iris de Ruiter dari University of Sydney, pertama kali menemukan denyut misterius tersebut pada 2024 ketika melihat arsip data dari teleskop radio di Belanda.
Di dalam data Low Frequency Array (LOFAR), teleskop radio terbesar yang beroperasi pada frekuensi terendah yang bisa diamati dari Bumi, de Ruiter menemukan denyut yang tiba di Bumi pada 2015.
Ketika memilah data arsip untuk area langit yang sama, ia menemukan enam denyut lainnya. Yang tidak biasa adalah setiap denyut nadi, seperti kilatan cahaya dari senter tapi dalam bentuk radio, berlangsung antara beberapa detik hingga satu menit dan tiba secara berkala.
Seiring dengan kemajuan teknik radio-astronomi, para ilmuwan menemukan lebih banyak ‘semburan radio cepat’ (FRB), tapi denyut nadi yang lambat dan teratur seperti ini masih jarang ditemukan. (*)