Dinilai tak Berharga, Kantong ‘Kresek’ Terdiskriminasi

- Editor

Kamis, 13 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, bipol.co – Pakar pengelolaan udara dan limbah Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Enri Damanhuri menyebutkan tas “kresek” selama ini terdiskriminasi dibandingkan limbah-limbah plastik yang lainnya.

“Ada diskriminasi (limbah) plastik dalam pengumpulannya. Hanya plastik yang berharga yang diambil karena mempunyai nilai jual,” katanya di Jakarta, Kamis (13/6/2019).

Ditemui usai diskusi rangkaian gerakan Plastic Reborn #BeraniMengubah yang diinisasi Coca Cola Indonesia, ia menjelaskan pemulung tentu akan mengambil limbah plastik yang punya nilai jual.

Menurut dia, pemulung tidak mungkin memungut tas “kresek” karena tidak memiliki nilai jual, melainkan lebih memilih mengambil limbah plastik lain, seperti botol bekas, dan sebagainya.

“Pemulung juga berpikir, ‘Saya akan memulung yang berharga. Saya jalan sepanjang kota paling banyak membawa 50 kilogram. Kalau saya ngambil kresek yang tidak berharga ngapain?’,” katanya.

Meski demikian, kata dia, pemulung juga tidak bisa disalahkan karena mereka bukan pengelola sampah, melainkan pengumpul sampah. “Dia (pemulung) mengumpulkan sampah bukan karena takut lingkungan, tetapi karena ingin hidup,” katanya.

Namun, kata dia, ada beberapa tempat pembuangan sampah yang khusus menerima tas “kresek”, seperti di Bali, yang banyak diambil untuk didaur ulang menjadi karet. “Dengan syarat diambil di tempat pembuangan akhir (TPA). Larinya ke sana semua. Yang tidak laku, larinya ke TPA. Me-‘recycle’ jadi karet,” ujarnya.

Oleh karena itu, Enri mengajak masyarakat selaku pengguna langsung tas “kresek” untuk bertanggung jawab terhadap penggunaannya agar tidak mencemari lingkungan. (ant)**

 

Editor: Ude D Gunadi

Berita Terkait

Presiden Prabowo Apresiasi Peranan Muhammadiyah Bangun Bangsa
Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji
Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024
Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali
Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air
Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer
Qari Asal NTB Ini Kembali Raih Juara 1 MTQ Internasional
Menag Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 4 Desember 2024 - 16:29 WIB

Presiden Prabowo Apresiasi Peranan Muhammadiyah Bangun Bangsa

Sabtu, 30 November 2024 - 20:46 WIB

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji

Jumat, 29 November 2024 - 20:08 WIB

Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024

Senin, 25 November 2024 - 19:40 WIB

Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali

Senin, 25 November 2024 - 14:24 WIB

Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air

Berita Terbaru