JAKARTA.bipol.co- Pihak Istana membantah kabar rencana reshuffle Kabinet Indonesia Maju yang dihembuskan oleh Indonesia Police Watch (IPW).
Juru Bicara Presiden Joko Widodo, Fadjroel Rachman mengatakan sejauh ini Presiden Joko Widodo tak memiliki rencana mengganti menteri atau kepala lembaga dalam waktu dekat.
“Tidak benar,” ucap Fadjroel ketika dikonfirmasi, Jumat (21/8).
Namun, Fadjroel tak menjelaskan lebih lanjut apakah Jokowi akan mengevaluasikinerja menterinya dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan ada 11 hingga 18 menteri yang akan diganti dalam reshuffle kabinet nanti. Selain diganti, beberapa menteri kemungkinan akan dipindah ke kementerian lain.
“Demikian informasi yang diperoleh Ind Police Watch (IPW) dari berbagai sumber,” kata Neta dalam keterangan resmi.
Menteri yang akan direshuffle itu antara lain Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Pemuda dan Olaharag Zainudin Amali, Mendikbud Nadiem Makarim, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Sosial Juliari P Batubara.
Lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi, hingga Kepala Bulog Budi Waseso.
“PDIP disebut sebut akan mendapat tambahan jatah menteri. Bersamaan dengan itu Panglima TNI yang baru akan dilengkapi dengan jabatan Wakil Panglima TNI,” tutur Neta.
IPW menyatakan reshuffle kabinet akan berlangsung setelah pergantian Panglima TNI. Namun, IPW tak menyebutkan waktu pasti dan hanya menyinggung soal pergantian Kapolri yang tetap sesuai jadwal pensiun Jenderal Idham Azis pada awal Januari 2021. Diketahui, masa pensiun Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto masih dua tahun lagi.
Neta bilang alasan Jokowi merombak kabinet kerjanya karena ia kecewa dengan kinerja mereka, khususnya dengan menteri milenial yang masuk dalam kabinet kerja.
“Sehingga diharapkan setelah Desember 2020 hingga ke depan, kinerja pemerintah Jokowi jauh lebih baik lagi dalam menata perekonomian maupun keamanan bangsa Indonesia,” pungkas Neta. [net]
Editor: Fajar Maritim