JAKARTA, bipol.co – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tarif angkutan massal Moda Raya Terpadu (MRT) Ratangga ditetapkan berdasarkan antarstasiun sehingga konsumen akan tahu tarif sebenarnya per stasiun tujuan sesuai jarak yang ditempuh.
“Padahal yang sebenarnya akan dirasakan rakyat itu bukan Rp10.000 bukan Rp 8.500, nanti akan tahunya per stasiun,” kata Anies di Jakarta, Selasa (26/5/2019).
Dijelaskan, kalau dihitung per 10 kilometer maka tarifnya 10 ribu. Kalau diterjemahkan dalam bentuk rata-rata, maka Rp 8.500 karena dari Lebak Bulus sampai Bunderan Hotel Indonesia (HI) itu Rp 14.000.
“Alhamdulillah sudah disepakati dan inilah yang akan diumumkan kepada masyarakat pengguna MRT di Jakarta,” kata Anies.
Sedangkan untuk subsidi itu, kata Anies, harus dilakukan secara terintegrasi, jangan subsidi satu moda saja. Subsidinya harus keseluruhan moda karena nantinya akan terintegrasi. “Orang naik MRT pindah ke Transjakarta nanti pindah lagi ke Jak Lingko. Tahun ini memang masih subsidi sendiri-sendiri, tapi ke depan akan terintegrasi,” kata Anies.
Ia mengatakan, saat ini sudah ada pembangunan 13 stasiun dan MRT akan beroperasi dengan delapan rangkaian mulai pukul 05.30 sampai 22.30 WIB selama Maret dan April. Sesudah April, tambah Anies, maka jumlah rangkaian ditingkatkan menjadi 16 dan jam operasional ditambah dari pukul 05.00 sampai 24.00 WIB.
“Sudah siap 71 masinis dan 350 tenaga operasi dan pemeliharaan. Perkiraan penumpang per hari di awal operasi adalah 65.000 orang per hari dan secara bertahap akan ditingkatkan menjadi 130.000per hari tahun depan. (ant)**