JAKARTA,bipol.co – Guru Besar Universitas Islam Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, Prof Dr Alaidin Koto mengatakan profesionalitas hendaknya menjadi yang utama dalam menentukan orang-orang yang akan menempati posisi menteri pada kabinet kerja jilid II.
“Yang terpenting adalah profesionalitas, serahkan tugas kepada ahli di bidangnya,” kata Alaidin ketika dihubungi di Jakarta, Minggu (28/7/2019).
Dosen di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska, Riau ini, mengatakan profesionalitas menjadi dasar untuk mendudukan orang dalam kabinet, bukan atas dasar budi politik yang akan menyebabkan Presiden tersandera, lalu abai dengan kepentingan rakyat.
“Kalau bisa Presiden menyelesaikan hutang-hutang politik kepada partai dan orang-orang partai sebelum dilantik,” katanya.
Menurut Doktor pemikir politik Islam itu, milenial atau bukan yang terpenting adalah menteri yang profesional dan memiliki idealisme kebangsaan yang tinggi.
“Dan harus seorang yang benar-benar nasionalisme dalam rekam jejaknya bukan dalam ucapan atau kata-katanya,” kata Ketua Lembaga Pengkajian Islam dan Peradaban (LPIP) Riau tersebut.
Menurut Alaidin, rekam jejak itu dilihat dari calon milenial tersebut memiliki rekam jejak apa untuk kepentingan orang banyak.
“Kalau tidak ada atau hanya diusung-usung orang atau orang tuannya saja, jangan dipilih. Dia akan menjadi beban dan masalah untuk negara khususnya terhadap Presiden,” katanya.
Alaidin menjadikan profesionalisme sebagai dasar pertama yang perlu dipertimbangkan oleh Presiden dalam menentukan menterinya, selanjutnya integritas, akhlak, nasionalisme dan yang keempat adalah keterwakilan daerah.
Alaidin yang juga salah satu Ketua DPP Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) ini menambahkan, keterwakilan daerah juga perlu dipertimbangkan oleh Presiden jangan terlalu didominiasi oleh jawa centris.
“Yang pertama profesionality, kedua integrity, akhlak, nasionality, semua harus terbukti dalam ‘track record’ atau rekam jejak, keempat baru keterwakilan daerah,” katanya.(ant)
Editor : Herry Febriyanto