BANDUNG, bipol.co – Selain peluangnya yang tinggi, jumlah pelamar yang ingin bekerja ke Jepang juga tinggi. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhamad Ade Afriandi mengatakan, pelamar asal Jabar yang ingin bekerja di Jepang mencapai 1,500 orang dalam satu minggu.
Disnakertrans Jabar melalui Badan Latihan Kerja Pekerja Migran Indonesia (BLK PMI) melakukan open recruitment untuk diberangkatkan ke negeri Jepang. Hasil nya cukup fantastis karena animo masyarakat ternyata tinggi.
Biasanya setiap tahun Disnakertrans Jabar hanya mendapat laporan terkait calon tenaga kerja yang jumlahnya sudah sesuai kuota dari kabupaten/kota. Dengan pola seperti itu, pihaknya tidak tahu secara pasti angka tenaga calon tenaga kerja yang minat bekerja ke luar negeri secara keseluruhan.
“Sekarang Kita ubah, walaupun infonya kita beri tahu ke kabupaten kota, tetapi kita lakukan open recruitment. Jadi, semua media kita gunakan,” kata Ade sesuai membuka pelatihan Calon Pekerja Migran Indonesia Jabatan Manufaktur Negara Penempatan Jepang Angkatan III di Gedung BLK PMI, Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Kamis (8/8/2019).
Ia menambahkan, melalui open recruitment dapat diketahui jumlah lulusan SMK atau SMA, diploma atau sarjana. Baik itu yang tertarik bekerja migran di luar negeri maupun di dalam negeri. “Kan pekerja migran itu bukan hanya ke luar negeri atau Timur Tengah atau Arab. Tapi misalkan dari Pangandaran ngisi di Bekasi, itu juga kita sisihkan,” katanya.
Ade menjelaskan, pola perekrutan ini pun diubah lantaran serapan lulusan pelatihan dari BLK ke dunia industri masih rendah. Hal tersebut diketahui setelah melihat dari laporan usai pelatihan. Daya serapnya berkisar antara 16-20 persen.
Menurut Ade, BLK Kompetensi dijadikan sampel karena link and match-nya ukurannya ada di sana. Dengan begitu, para calon tenaga kerja migran tersebut dilatih bukan hanya sekadar untuk mendapatkan sertifikat pelatihan, namun sertifikasi keahlian. **
Editor: Ude D Gunadi