BIAK, bipol.co – Pengurus cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kabupaten Biak Numfor, Papua meminta aparat Kepolisian untuk meningkatkan deteksi dini untuk mewaspadai penyusupan provokator dalam menyikapi aksi demo damai masyarakat berbagai daerah di Provinsi Papua dan Papua Barat.
“Pencegahan dini terhadap berbagai ancaman gangguan kamtibmas di Kabupaten Biak Numfor perlu diantisipasi aparat intelijen di daerah,” ungkap Ketua cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Biak Kristian Mansnandifu dihubungi di Biak, Selasa (20/8/2019).
Ia mengakui, ketika terjadi gangguan stabilitas kamtibmas di suatu daerah maka sangat berdampak terhadap berbagai aktivitas di masyarakat setempat.
Kristian mengharapkan, upaya untuk menangkal terjadinya ancaman gangguan kamtibmas harus dilakukan semua elemen masyarakat bersama aparat keamanan Polri dan TNI di Kabupaten Numfor Biak.
Kabupaten Numfor Biak, menurut Kristian, sudah dikenal sebagai daerah zona damai di tanah Papua sehingga harus kita jaga bersama kondisi Biak tetap aman.
“Kondisi Biak aman maka akan menjadi tempat kunjungan oleh siapapun, ya ini harus menjadi komitmen bersama warga,”imbuh Ketua GMKI Kristian Mansnandifu menanggapi aksi demo warga di berbagai daerah Papua dan Papua Barat terhadap kasus mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
Pantauan Antara Selasa hingga pukul 16.45 WIT, sebanyak 350-warga Biak dipimpin Koordinator pengunjuk rasa Willem Rumpaidus melakukan aksi demo damai di gedung DPRD Biak menuntut penyelesaian kasus rasisme mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
Berbagai toko dan kios di wilayah distrik Biak Kota dan Samofa masih sebagian tutup karena warga takut akan terjadi aksi anarkis saat demo berlangsung dilakukan sekelompok warga di gedung DPRD. (ant)**
editor: Ude D. Gunadi