BATANG, bipol.co – Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, mengatakan bahwa sejarah perkembangan Islam di Indonesia memiliki kecenderungan moderat sehingga kondisi ini berbeda dengan negara-negara Islam lainnya.
“Mengapa Islam di Indonesia memiliki akar moderat karena dalam perkembanganya melalui pendekatan hubungan dagang bukan melalui jalur penaklukan atau perang,” kata Wapres Jusuf Kalla saat acara Peresmian Gedung Indonesia 2 Ponpes Tazakka Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat.
Jusuf Kalla yang akrab disapa JK ini menyampaikan bahwa transisi hubungan dagang saat itu berdampak pada perkembangan Islam di Tanah Air Indonesia yang memiliki kecenderungan menjadi moderat.
Karena itulah, kata dia, organisasi kemasyarakatan yang tumbuh pesat pada saat itu adalah organisasi dagang atau serikat dagang.
“Islam dikembangkan dengan hubungan dagang. Jadi spirit golongan atau kelompok tidak ada. Demikian juga pada hubungan antara ulama dengan saudagar, Islam tidak bisa dilepaskan dalam perkembangan siar Islam itu sendiri,” katanya.
Pada kesempatan itu, Wapres juga mengajak rakyat tetap bersyukur karena pendidikan Islam di Indonesia maju, hidup damai, masyarakatnya sangat rukun.
“Namun, kesyukuran ini harus dengan kekuatan, lembaga-lembaga pendidikan harus berada di dalamnya,” katanya.
Ia mengatakan ilmu dan agama tidak dapat dipisahkan karena dengan perkembangan teknologi yang sangat maju cepat dan luar biasa maka lembaga pendidikan harus cepat tidak boleh tertinggal, bahkan harus mampu memanfaatkan teknologi itu dengan baik dan manfaat.
“Sistem pendidikan harus lebih baik, lebih terbuka, dan lebih dinamis,” katanya.
Ketua Pembina Yayasan Tazakka Din Syamsudin mengatakan perkembangan dunia pesantren di Indonesia kian menggembirakan dan membanggakan karena kolaborasi antara ulama dengan saudagar masih menjadi kekuatan penyebaran virus siar Islam melalui lembaga pendidikan di pesantren.
“Jadi sebarkanlah virus kebaikan ini pada semua tempat dan wartakanlah agar tempat lain juga memiliki kesempatan yang sama. Pesan saya setelah itu buatlah inovasi dalam siar Islam,” kata Din Samsuddin yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu. (ant)
Editor: Hariyawan