BANDUNG, bipol.co – Mabes Polri gencar melakukan penangkapan kepada sejumlah orang yang diduga teroris. Penangkapan dilakukan oleh Densus 88 antiteror di sejumlah daerah di Indonesia.
Terakhir, Tim Densus 88 menangkap terduga teroris di Majalengka, Selasa kemarin.
Pengamat Terorisme, Prof. Obsatar Sinaga, mengatakan penangkapan terhadap terduga teroris di sejumlah daerah menjadi tugas dan kewajiban Polri.
“Itu tupoksinya Polri. Terkait orang yang ditangkap ini ada kaitan dengan aksi Medan, saya kira harus dicek dulu apakah dia berada di jaringan yang sama,” paparnya, Rabu (20/11).
Prof. Obi menjelaskan, jikalau kita lihat rangkaian penangkapan itu hanya tindakan preventif dari pihak kepolisian.
“Apalagi karena menjelang tahun baru. Di akhir tahun atau hari-hari besar perayaan natal dan tahun baru biasanya itu ada gerakan dan itu antisipasi di wilayah urban di kota besar, seperti Jawa Barat. Nanti juga untuk tahun baru dan Natal pengamanan harus maksimal,” paparnya.
Ditambahkannya, jaringan pelaku teror itu antara jari tangan kanan dan kiri itu tidak pernah nyambung yang langsung berkaitan dengan mereka.
“Terduga teroris di Medan enggak kenal sama yang di Majalengka. Karena mereka ini sistemnya, istilahnya jari tangan kanan itu enggak pernah komunikasi. Semuanya itu tidak ada hubungannya langsung,” paparnya.
Dirinya menilai, Polri melakukan langkah antisipasi yang cepat.
“Tetapi kemungkinan besar itu nama terduga sudah ada di Polri databasenya, sehingga diamankan terlebih dahulu, sebelum terjadi teror kembali,” pungkasnya.**
Reporter: Arief
Editor: Hariyawan