Mahfud menyampaikan hal tersebut usai menggelar Rapat Koordinasi Gabungan tingkat Kementerian dan Lembaga yang dipimpin oleh Kemenko Polhukam, Kementerian LHK, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan turut dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologo dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.
Ia mengatakan selain membahas evaluasi penanganan karhutla 2019, rapat koordinasi tersebut juga membahas langkah-langkah persiapan yang dilakukan Kementerian dan Lembaga untuk mengantisipasi kemungkinan karhutla pada 2020.
Selain itu, pemerintah juga menangani karhutla dengan upaya modifikasi cuaca dan pemadaman yang melibatkan tim satgas terpadu serta berbagai upaya pencegahan lainnya.
Dengan langkah-langkah penanganan itu, katanya, karhutla pada 2016, 2017 dan 2018 dapat diatasi dengan indikator menurunnya titik panas (hotspot) dan tidak terjadi bencana asap secara nasional ataupun bencana asap lintas batas.
Setelah pengalaman kejadian 2015 dan 2019, Mahfud yakin penanganan karhutla akan lebih baik lagi dan lebih sistematis.
Terlebih lagi berdasarkan prediksi BMKG yang menyebutkan tidak akan terjadi perubahan iklim yang ekstrem pada 2020.
Namun demikian, dengan adanya upaya persiapan tersebut baik pemerintah pusat hingga pemerintah daerah diharapkan tidak mengurangi kewaspadaan mereka. (ant)