Mahasiswa Miliki Peranan Penting dalam Menangkal Intoleransi dan Radikalisme

- Editor

Sabtu, 14 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Para peserta talkshow Peran Mahasiswa dalam Menangkal Intoleransi dan Radikalisme di Kampus UNU Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (13/12/2019).   (Foto Firdaus)

Para peserta talkshow Peran Mahasiswa dalam Menangkal Intoleransi dan Radikalisme di Kampus UNU Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (13/12/2019).   (Foto Firdaus)

BANYUMASs, bipol.co-Kalangan mahasiswa harus dapat menjadi unsur terpenting dalam penangkal radikalisme. Dalam posisinya sebagai penjaga Pancasila, mahasiswa dapat dengan efektif menjalankan fungsi tersebut.

Demikian dikatakan Wakil Rektor IV Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto, KH. Muhyidin Dawoed, SS, M.Pd.I. pada talkshow bertema “Peran Mahasiswa dalam Menangkal Intoleransi dan Radikalisme” di Kampus UNU Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (13/12/2019). Talkshow diselenggarakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Purwokerto.

Pada talkshow tersebut hadir pula sebagai narasumber Wakil Bupati Banyumas, Drs. Sadewo Tri Lastiono dan Ketua Pengurus Cabang NU Kabupaten Banyumas, Sabar Munanto.

Muhyidin menyebutkan, mahasiswa harus berkontribusi nyata dalam menangkal tumbuh kembangnya radikalisme. Hendaknya para mahasiswa jangan larut dalam tindakan-tindakan intoleransi.

Pandangan senada juga disampaikan oleh narasumber Sadewo. Menurut dia, mahasiswa sebagai agen perubahan harus memberikan kontribusi dalam memerangi radikalisme. Mahasiswa bersama komponen masyarakat yang lainnya mesti menjadi penjaga Pancasila untuk menangkal radikalisme.

Dalam ceramahnya, Muhyidin mengatakan, radikalisme sengaja dipelihara oleh aktor non-negara untuk menghancurkan atau mengganggu negara lain. Dalam praktiknya, radikalisme ini diluncurkan sebagai alat proxy war yakni perang yang melibatkan pihak ketiga dengan pendanaan dari beberapa negara sebagai para pihak. Masyarakat Indonesia harus selalu mewaspadai bahaya proxy war yang membawa misi radikalisme.

“Radikalisme itu ada dua yaitu radikalisme politik dan radikalisme agama. Salah satu contoh gerakan radikalisme adalah HTI Indonesia yang pusatnya di London. Mereka melancarkan proxy war kepada bangsa Indonesia. Indikasinya mereka membenturkan atau mengganggu kaum muslimin Indonesia dengan berbagai ulah seperti tuduhan bidah, munafik, kafir, dan sebagainya,” ujar Muhyidin.

Pada bagian lain, dia menegaskan jati diri Islam Nusantara. Dikatakannya, Islam Nusantara adalah Islam yang ada di Nusantara. Selama ini Islam Nusantara disalahpahami sebagai sebuah mazhab baru, padahal Islam Nusantara sesungguhanya ajaran Islam berciri adaptif terhadap budaya lokal, tambahnya.

Dalam ceramahnya Wakil Bupati Banyumas Sadewo menyampaikan, hingga saat ini, terorisme dan radikalisme masih marak terjadi di berbagi belahan bumi di dunia termasuk di Indonesia. Pengaruh radikalisme, kata dia, menjadi semakin rumit karena berbaur dengan tindakan terorisme yang cenderung menggunakan aksi-aksi kekerasan.

“Hal yang sangat memprihatinkan, penyusupan paham radikalisme justru sangat mudah masuk ke tengah kehidupan kampus. Penyebaran paham kebencian dan kekerasan telah didesain sesuai dengan pola dan gaya kehidupan kampus,” ujar dia.

 

Reporter     Firdaus

Editor         Deden .GP

 

 

Berita Terkait

Anggota Komisi B Anton Ahmad Fauji Setuju Batas Waktu Pemutihan PKB Diperpanjang
Anton Ahmad Fauji Harap Hari Jadi ke-384 Kinerja Bedas Jilid 2 Lebih Nyata
Ratusan Jenderal Tandatangani Pernyataan Sikap, Usul Pergantian Gibran dan Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
Dukung Hasto, Massa Penuhi Pengadilan Tipikor Gunakan Rompi Oranye Bertuliskan “Hasto Tahanan Politik”
H. Eep Jamaludin Sukmana Manfaatkan Reses di Bulan Ramadhan untuk Bersilaturahmi dan Tampung Aspirasi
AHY Terpilih Kembali Sebagai Ketum, Puan Harap Partai Demokrat Terus Gotong Royong Bangun Bangsa
Secara Aklamasi AHY Terpilih Kembali Jadi Ketum Partai Demokrat: Berharap Bisa Bangkit
Ono Surono: Retreat Tidak Ada Aturan UU, Empat Kepala Daerah di Jabar Patuhi Perintah Megawati

Berita Terkait

Selasa, 22 April 2025 - 14:52 WIB

Anggota Komisi B Anton Ahmad Fauji Setuju Batas Waktu Pemutihan PKB Diperpanjang

Selasa, 22 April 2025 - 13:21 WIB

Anton Ahmad Fauji Harap Hari Jadi ke-384 Kinerja Bedas Jilid 2 Lebih Nyata

Jumat, 18 April 2025 - 14:16 WIB

Ratusan Jenderal Tandatangani Pernyataan Sikap, Usul Pergantian Gibran dan Reshuffle Menteri Pro-Jokowi

Sabtu, 22 Maret 2025 - 17:37 WIB

Dukung Hasto, Massa Penuhi Pengadilan Tipikor Gunakan Rompi Oranye Bertuliskan “Hasto Tahanan Politik”

Selasa, 11 Maret 2025 - 17:23 WIB

H. Eep Jamaludin Sukmana Manfaatkan Reses di Bulan Ramadhan untuk Bersilaturahmi dan Tampung Aspirasi

Berita Terbaru