“Mungkin menurut saya tantangan ke depan bagi Dirut baru PT KAI adalah bagaimana menyiapkan sebuah sistem perkeretaapian yang katakanlah memiliki kemampuan mendistribusikan dan mendukung kelancaran logistik barang secara cepat,” ujar Eko di Jakarta, Jumat (8/5).
Menurut dia, satu hal yang penting moda kereta api di Indonesia sejauh ini lebih melayani penumpang tapi masih sedikit dalam melayani logistik barang, sementara pelayanan kereta logistik barang di Indonesia belum semasif seperti di luar negeri.
Lebih lanjut Eko menjelaskan bahwa negara-negara lain memiliki ongkos logistik yang rendah dan biaya produknya lebih kompetitif, salah satunya karena berhasil mengefisiensikan ongkos distribusi serta logistik.
“Dengan menggunakan kereta api maka ongkos distribusi barang relatif lebih murah dibandingkan menggunakan moda transportasi darat lainnya lewat jalan tol dan nasional,” kata ekonom Indef tersebut.
Eko juga mengatakan alasan mengapa mengapa di Indonesia tidak menggunakan kereta sebagai sarana angkut logistik, karena keterbatasan sehingga pada akhirnya di antara dua pilihan antara mengangkut penumpang atau barang, dan PT KAI sejauh ini yang dirinya ketahui lebih concern untuk mengangkut penumpang dahulu.
“Pilihan diambil karena jumlah penduduk Indonesia yang banyak dan secara politik aspek politik lebih kelihatan nyata hasilnya. Kalau mengangkut barang lebih ke arah dunia usaha di mana hasilnya lebih terlihat bukan pada jumlah atau kuantitas melainkan pada stabilitas harga barang yang stabil dan kompetitif secara nasional,” katanya. (net)