JAKARTA, bipol.co – Anggota Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi, meminta semua pihak untuk mewaspadai adanya penumpang gelap ideologi asing yang memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 untuk menyebarkan faham-faham yang bertentangan dengan Pancasila di tengah masyarakat.
“Kita sebagai warga negara harus tetap awas dan waspada untuk mencegah masuknya ideologi impor itu ke masyarakat awam,” tutur anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat tersebut dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Seluruh komponen bangsa, kata Dede Yusuf Macan Effendi, harus terus menyosialisasikan dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila itu kepada masyarakat awam.
Menurut dia, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk menyebarkan ideologi, juga terjadi di seluruh dunia. Ketika ada kondisi tanggap darurat, ada yang memanfaatkan kesempatan tersebut.
Meski saat ini, lanjut dia, ideologi-ideologi asing atau impor tersebut sampai saat ini tidak terlalu kelihatan di masyarakat.
“Orang awam menurut saya tidak mendalami dan tidak memahami adanya ancaman itu,” katanya menegaskan.
Ia juga mengatakan bahwa Indonesia memiliki kesulitan tersendiri untuk memantau setiap pergerakan orang yang mungkin saja membawa ideologi lain karena wilayah kepulauan yang demikian luas dan populasi penduduk nomor 4 di dunia.
Meskipun demikian, mantan Wakil Gubernur Jawa Barat tersebut yakin Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai leading sector penanggulangan terorisme di Indonesia lebih jeli melihat adanya perang ideologi transnasional, khususnya di media sosial (medsos).
“Pesan saya kepada pemerintah jangan anti dikritik. Karena saat ini orang dengan keterbatasan yang ada pasti keluh kesahnya banyak, nah, kita harus menjawab hal itu dengan menjelaskan langkah-langkah apa yang akan dilakukan. Jangan setiap orang yang mengkritik, lalu besoknya, katakanlah dia diproses, jangan sampai seperti itu,” katanya.
Ia menegaskan bahwa ideologi asing itu pada akhirnya akan tetap kalah melawan Pancasila. Hal ini dikarenakan sejak awal Pancasila telah menjadi ruh dari bangsa Indonesia itu sendiri. Apalagi Pancasila ini mencerminkan sikap semangat gotong royong dan saling membantu antarsesama warga negara dan umat manusia sehingga masyarakat bangsa Indonesia hingga saat ini masih tetap kuat dan bersatu.
“Saya sendiri dalam usia yang 50 tahun ini belum pernah melihat kejadian yang seperti hari ini, Indonesia yang bisa bergerak bersama-sama dalam melakukan bantuan-bantuan kemanusiaan,” katanya.
Ia melanjutkan, semua orang bergotong royong membagikan sembako, menyemprot disinfektan pada saat pemerintah kelabakan. Jadi, warga Indonesia ini sangat Pancasilais ketika memiliki kesulitan yang sama.
Aktor papan atas Indonesia pada era tahun 1990-an itu juga menuturkan bahwa DPR sendiri selama ini juga ikut membantu pemerintah melalui bidang legislatif, seperti pengesahan anggaran yang harus melalui DPR.
Menurut dia, saling dukung antara pemerintah, DPR, dan masyarakat inilah yang juga wujud dari Pancasila itu sendiri.*
Editor: Hariyawan