“Dakwah-dakwah yang disampaikan dengan nuansa keindonesiaan dapat dijadikan semangat oleh umat agar lebih memahami nasionalisme dan keagamaan,” kata Boy Rafli ketika menerima kunjungan KH Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah di Kantor BNPT, Jakarta, Kamis (25/6).
Boy Rafli mengatakan BNPT akan terus mempererat silaturahim dengan tokoh agama maupun tokoh masyarakat untuk menyebarkan pesan-pesan damai yang dapat mengeratkan persatuan bangsa ini.
Menurut Boy Rafli, BNPT memerlukan bantuan dari para ulama dalam hal pencegahan penyebaran paham radikal terorisme. Selama ini pihaknya menemukan bahwa kelompok-kelompok radikal bersikap seolah-olah berjuang atas nama agama.
“Dari temuan-temuan yang kita lihat selama ini, mereka itu seolah-olah berjuang atas nama agama, berjihad atas nama agama. Namun, ternyata tindakan-tindakan yang dilakukan itu seperti tindakan orang yang tidak memiliki akhlak yang beragama,” katanya.
Gus Miftah menyatakan sering mensyiarkan Islam Nusantara, Islam dengan karakteristik Indonesia. Menurut dia, ketika agama dan budaya diletakkan secara benar maka akan menjauhkan agama dari kekerasan.
“Maka dakwah yang saya lakukan adalah membudayakan agama, bukan mengagamakan budaya. Pemahaman yang seperti ini jika kita sampaikan dengan bahasa milenial yang sederhana lebih bisa diterima di kalangan masyarakat terutama di generasi muda,” ujar kiai muda itu.
“Kita boleh berguru dengan siapa pun. Tapi konteks pada hari ini tentunya dengan guru yang bisa menyelamatkan kita. Semua pengajian memang baik, tapi kalau memang kemudian jauh dari norma-norma dan etika kebangsaan ataupun jauh dari norma agama tentunya hal itu tidak harus kita ikuti. Jadi, selektiflah ketika bermedsos,” kata Gus Miftah. (net)