“Apakah kita akan tambah? Sebenarnya uang yang kita anggarkan sekitar Rp87,5 triliun sudah diperkirakan,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat (3/7).
Kunta mengatakan hal tersebut terjadi karena pemerintah dalam mendesain anggaran untuk bidang kesehatan telah memperkirakan berbagai potensi yang akan terjadi, seperti melonjaknya jumlah pasien COVID-19.
Ia mencontohkan seperti dalam situasi saat ini yaitu semakin hari jumlah kasus positif COVID-19 semakin bertambah seiring dengan dilakukannya tes yang masif juga sudah diperkirakan.
“Waktu itu kita sudah punya modeling sampai dengan Desember ini kira-kira orang yang positif COVID-19 itu berapa. Saya enggak akan menyebutkan jumlahnya nanti kaget,” ujarnya.
“Sehingga base on modeling kita sampai akhir tahun nanti akan ada sekian ratus ribu orang yang kena dan dari situ yang masuk RS berapa ini sudah kita tampung di Rp87,5 triliun,” jelasnya.
Biaya penanganan COVID-19 untuk bidang kesehatan sebesar Rp87,55 triliun terdiri dari belanja penanganan COVID-19 Rp65,8 triliun dan insentif tenaga medis Rp5,9 triliun.
Kemudian santunan kematian Rp0,3 triliun, bantuan iuran JKN Rp3,5 triliun, Gugus Tugas Rp3,5 triliun, dan insentif perpajakan bidang kesehatan Rp9,05 triliun.
“Di situ ada penanganan COVID-19 yang sekitar Rp65,8 triliun itu sebenarnya juga untuk menampung pasien yang belum terkena sekarang. Nah kita perkirakan sampai Desember nanti,” kata Kunta. (net)